Soloraya
Jumat, 23 Desember 2016 - 09:10 WIB

Gereja di Wonogiri Ini Bikin Pohon Natal Setinggi 4 Meter dari Botol Bekas

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa orang membuat dekorasi Natal di Gereja St. Yohanes Rasul, Wonogiri, dengan barang bekas, Kamis (22/12/2016). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Gereja St. Yohanes Rasul Wonogiri membuat pohon natal setinggi 4 meter dengan memanfaatkan botol bekas.

Solopos.com, WONOGIRI — Mendekati perayaan Natal, sejumlah gereja di Wonogiri mulai melakukan persiapan. Ornamen unik pun dibuat untuk menghiasi gereja. Salah satunya pohon natal setinggi 4 meter dari botol bekas di Gereja St. Yohanes Rasul, Wonogiri.

Advertisement

Panitia perayaan Natal gereja tersebut membuat dekorasi gereja dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Menurut ketua panitia perayaan Natal Gereja St. Yohanes Rasul, Maryanto, dekorasi dari barang bekas tersebut untuk mendukung gerakan peduli lingkungan.

Dengan memanfaatkan barang bekas, terutama plastik, dia berharap dapat mengurangi limbah atau sampah plastik. “Untuk pohon Natal ditempatkan di dalam gereja. Ini baru kali pertama dibuat,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (22/12/2016).

Menurut salah satu personel tim dekorasi gereja, Yustina Koen, pembuatan dekorasi gereja tersebut memanfaatkan sekitar 3.000 botol minuman bekas, 700 kantong semen, kantong plastik, dan kertas bekas. Barang-barang tersebut disusun menjadi beberapa bagian.

Advertisement

“Botol bekas dibuat untuk pohon Natal dan rumah-rumahan. Kantong semen dijadikan dinding batu. Kemudian kantong plastik dibuat menjadi tanaman dan bunga. Sedangkan untuk efek salju, kami gunakan kertas bekas yang dipotong-potong,” kata dia, Kamis.

Dia mengatakan barang-barang bekas tersebut dikumpulkan dari umat gereja sejak Oktober lalu. Dia mengatakan semua umat gereja dilibatkan dalam pengumpulan barang bekas tersebut. Sementara untuk penyusunan dekorasi dilakukan kalangan ibu-ibu dan para remaja gereja.

“Pembuatannya sudah dilakukan sejak 20 hari yang lalu. Tapi hanya dikerjakan pada malam hari saja. Setelah acara [natal] selesai, semua [barang bekas] akan kami serahkan ke pemulung agar dapat dimanfaatkan,” kata dia.

Advertisement

Yustina mengatakan melalui konsep Green Christmas, dia berharap dapat menggugah kesadaran semua umat gereja untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif