Soloraya
Senin, 12 Desember 2016 - 21:15 WIB

Penyerapan Urea Tak Maksimal, Dispertan Wonogiri Cari Solusi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk bersubsidi (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian Wonogiri diwarnai penyerapan pupuk bersubsidi yang tak maksimal.

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri masih mencari solusi terkait penyerapan pupuk bersubsidi jenis urea yang tidak maksimal.

Advertisement

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop UMKM), Wahyu Widayanti, mengatakan tahun ini para petani lebih banyak yang menggunakan pupuk ponska dibandingkan pupuk urea.

“Untuk distribusi sebenarnya tidak ada masalah. Hanya saja saat ini untuk pupuk urea memang melimpah. Ternyata saat ini terjadi perubahan pola pemupukan di kalangan petani,” kata dia belum lama ini.

Menurutnya curah hujan yang tinggi, membuat petani lebih banyak yang menggunakan pupuk NPK ponska sebab kandungannya lebih lengkap. Hal itu menyebabkan permintaan ponska lebih banyak dibandingkan urea.

Advertisement

“Belum lama ini kami meninjau sejumlah wilayah seperti Selogiri, Jatipurno dan sebagainya. Mereka [petani] berharap sebelum akhir Desember ini ada tambahan kuota lagi,” kata dia. Di sisi lain dimungkinkan akan ada sisa untuk kuota urea.

“Itulah yang saat ini masih kami koordinasikan. Jika terjadi sisa apakah dapat digunakan untuk tahun berikutnya atau tidak? Akan memengaruhi alokasi tahun berikutnya tidak? Kami masih koordinasikan dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura,” katanya.

Menurutnya serapan pupuk urea pada Oktober lalu baru mencapai sekitar 52 persen.

Advertisement

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, alokasi pupuk di 2016 terdiri dari 33.400 ton urea, 6.700 ton Sp36, 6.550 ton ZA, 20.700 ton NPK, dan 14.000 ton pupuk organik.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif