News
Senin, 21 November 2016 - 21:17 WIB

DEMO 2 DESEMBER : Fadli Zon: Kapolri Jangan Menakuti Rakyat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan orang memadati area Masjid Istiqlal seusai melaksanakan salat Jumat dan bersiap memulai aksi 4 November di Jakarta, Jumat (4/11/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Paramayuda)

Kapolri menyatakan informasi agenda terselubung dalam demo 2 Desember. Fadli Zon meminta Kapolri jangan menakuti rakyat.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua DPR Fadli Zon meragukan pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait soal isu makar. Menurutnya hal itu perlu didalami agar tidak terkesan amatiran. Karena kalau informasi itu tidak valid, maka akan menimbulkan kegaduhan baru.

Advertisement

“Harusnya informasi intelijen itu didalami dulu, dikroscek dulu, diklarifikasi dulu, jangan ada informasi mentah langsung dikeluarin, ini amatiran jadinya,” Senin (21/11/2016).

Menurutnya, setidaknya informasi itu harus didalami meski berasal dari sumber intelijen. Fadli menyebut bahwa selama ini informasi pemerintah terkadang tidak tepat, seperti jumlah pelaku aksi demo 4 November yang meleset dari perkiraan. Menurutnya, informasi yang belum valid tidak usah dipublikasikan ke masyarakat.

“Perlu didalami, jangan menakut-nakuti orang yang nanti terprovokasi,” ujarnya. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengingatkan agar semua pihak ikut memberikan kesejukan kepada publik.

Advertisement

Sebelumnya, Polri menerima informasi bahwa ada agenda terselubung dalam aksi demo yang rencananya kembali digelar pada 25 November 2016 dan 2 Desember 2016. ”Kita sedang selidiki terus. Rapat-rapat kita tahu sudah beberapa kali dilakukan,” kata Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian seusai melakukan konferensi jarak jauh bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/11/2016).

Tito tidak menyebutkan aktor ataupun kelompok yang dia duga memilkiki agenda menggulingkan pemerintahan yang sah. Dia hanya mengatakan rapat-rapat tersebut berisi mengenai penguasaan Gedung DPR dan menggerakkan kelompok massa tertentu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif