Jateng
Rabu, 9 November 2016 - 11:50 WIB

Bright Gas Masuk Salatiga, PNS Diminta Tinggalkan Elpiji 3 Kg

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Salatiga, Achmad Rofai, menyerahkan bright gas kepada PNS di lingkungan Pemkot Salatiga setelah apel luar biasa sekaligus peluncuran penggunaan bright gas di halaman Balai Kota Salatiga, Jl. Letjen. Sukowati, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Senin (7/11/2016). (Salatigakota.go.id)

Bright gas, bahan bakar gas produk terbaru Pertamina, kini tersedia di Kota Salatiga.

Semarangpos.com, SALATIGA – Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Salatiga, Achmad Rofai, mengimbau pegawai negeri sipil (PNS) meninggalakan liquid petroleum gas (LPG/elpiji) kemasan tabung isi 3 kg. Ajakan itu ia sampaikan saat memimpin apel luar biasa sekaligus peluncuran penggunaan bright gas di halaman Balai Kota Salatiga, Jl. Letjen. Sukowati, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Senin (7/11/2016).

Advertisement

Bright gas adalan bahan bakar gas produk terbaru Pertamina yang diadakan untuk menekan subsidi negara atas bahan bakar rakyat. Dalam apel tersebut, Pertamina memberikan bantuan 50 tabung bright gas bagi PNS di lingkungan Pemkot Salatiga, 25 tabung bagi personel Polres Salatiga, dan 25 tabung bagi Kodim 0714/Salatiga.

Dalam amanatnya, Plt wali kota berharap agar PNS menjadi agen perubahan dalam upaya pengurangan subsidi, dan beralih menggunakan bright gas. “Produk LPG yang sering disebut gas melon ini merupakan produk bersubsidi yang jika tidak dibatasi nantinya akan membebani keuangan negara. Oleh karena itu, pemerintah secara bertahap akan mengurangi subsidi dengan mengurangi penggunaan LPG 3 kg di masyarakat. Saya mengajak PNS di lingkungan Pemkot Salatiga, terutama yang masih menggunakan gas melon untuk beralih ke bright gas, supaya subsidi tersebut tidak salah sasaran,” tutur Achmad Rofai seperti dilansir laman resmi Pemkot Salatiga.

Hal senada juga diungkapkan General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng, Kusnendar. “Secara hukum boleh-boleh saja semua orang membeli gas 3 kg, karena tidak ada aturan yang melarang membeli gas 3 kg. Namun karena gas 3 kg merupakan produk bersubsdi yang diperuntukkan bagi keluarga miskin dan usaha mikro, maka kami mengimbau bagi kalangan menengah ke atas untuk beralih menggunakan bright gas. Pengawasan transaksi di tingkat pengecer maupun pangkalan tidak mungkin dilakukan. Jadi, ini lebih merupakan gerakan moral,” papar Kusnendar.

Advertisement

Kusnendar juga mengungkapkan besaran target pengalihan penggunaan gas 3 kg ke bright gas. “Memang ada disparitas harga yang tinggi, karenanya kami menargetkan 5% sampai 10% pengguna gas melon beralih menggunakan bright gas dalam setahun pertama,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan harga isi ulang bright gas dari Pertamina dibanderol dengan label harga Rp57.500. Untuk tingkat pangkalan dan pengecer dapat menambah harga maksimal Rp8.000. Sedangkan untuk penukaran, satu buah tabung bright gas isi dapat ditukarkan dengan dua buah tabung LPG 3 kg ditambah uang Rp100.000.

Kusnendar menambahkan bright gas ini lebih aman karena dilengkapi fitur katup ganda atau double spindle valve system (DSVS) yang dua kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung. Isinya pun lebih terjamin karena tabung bright gas dilengkapi dengan hologram optical color switch yang tidak dapat dipalsukan. (Ginanjar Saputra/JIBHI/Semarangpos.com)

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif