Soloraya
Kamis, 27 Oktober 2016 - 15:40 WIB

LONGSOR BOYOLALI : Jalur Selo-Ampel Masih Longsor dengan Skala Kecil

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dan sukarelawan membuka akses jalur alternatif Selo-Ampel yang tertutup material longsor, Rabu (26/10/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Longsor Boyolali, warga diminta berhati-hati karena longsor kecil masih terjadi di jalur Selo-Ampel.

Solopos.com, BOYOLALI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mengimbau warga di lereng Merapi dan Merbabu tetap mewaspadai potensi longsor susulan terutama di jalur alternatif Selo-Ampel, Kecamatan Selo.

Advertisement

Sejak longsor besar yang mendorong pikap ke dasar jurang sedalam 50 meter, Selasa (25/10/2016) malam, di wilayah Kecamatan Selo masih terjadi guguran material dari tebing di beberapa lokasi namun dalam skala dan intensitas yang kecil. Baca Juga: Pikap Terdorong Ke Jurang Sedalam 50 Meter, 3 Penumpang Selamat

Seperti di jalur Selo hingga Jrakah, jalur Solo-Selo-Borobudur, dan jalur Gebyog-Tarubatang, longsor sampai bahu jalan.

Advertisement

Seperti di jalur Selo hingga Jrakah, jalur Solo-Selo-Borobudur, dan jalur Gebyog-Tarubatang, longsor sampai bahu jalan.

Kepala Pelaksana BPBD Boyolali, Nur Khamdani, kepada Solopos.com, Kamis (27/10/2016), memprediksi hujan deras akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. BPBD sudah menyampaikan surat edaran kepada seluruh desa di Selo agar mewaspadai ancaman longsor.

Ada 21 desa di lereng Merapi-Merbabu yang meliputi Selo, Cepogo, Musuk, dan Ampel. Wilayah-wilayah itu masuk peta rawan longsor.

Advertisement

Di satu sisi, BPBD juga sudah menyiapkan tim  reaksi cepat (TRC) yang siaga 24 jam. TRC terdiri atas sukarelawan berbagai unsur. Mereka siap bergerak begitu ada laporan terkait longsor.

“Yang paling penting adalah kesiapsiagaan peralatan penanganan bencana. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM melalui pihak ketiga untuk menyiapkan satu alat berat,” kata Nur.

Alat berat ini sangat berguna untuk proses evakuasi longsor secara cepat. Selama ini, evakuasi longsor lebih sering dilakukan secara manual dengan cangkul dan peralatan seadanya.

Advertisement

Seperti saat evakuasi tanah longsor di jalur Gebyog Selo-Senet, Tarubatang, Rabu (26/10/2016). Butuh waktu satu hari untuk membersihkan material longsor dan membuka penuh jalur alternatif Selo-Ampel tersebut.

“Sejak pagi kami berusaha evakuasi, baru sore hari sekitar pukul 17.00 WIB, jalur itu bisa kami buka kembali.”

Sekretaris Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Boyolali, Agung Nugroho, menjelaskan jalur alternatif Selo-Ampel akan terus menjadi kawasan longsor jika tidak segera ditanggulangi. Untuk jangka panjang butuh konservasi lahan untuk mengurangi potensi longsor wilayah tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif