Sport
Kamis, 6 Oktober 2016 - 08:00 WIB

Sharapova Butuh Wild Card di Grand Slam Wimbledon

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Maria Sharapova terancam tak bisa ikuti Grand Slam.

Solopos.com, WIMBLEDON —  Maria Sharapova belum tentu bermain di turnamen Wimbledon dan Roland Garros meski hukuman larangan bertandingnya dipotong sehingga dia akan comeback April 2017 mendatang. Merujuk regulasi pertandingan, petenis Rusia ini butuh wild card untuk tampil di dua ajang grand slam tersebut.

Advertisement

Pengadilan banding olahraga, CAS, memutuskan mengurangi hukuman Sharapova dari dua tahun menjadi 15 bulan dalam kasus temuan senyawa meldonium dalam tubuh sang petenis. Dengan keputusan itu, Sharapova dapat kembali bermain pada 26 April 2017 dan berpeluang tampil di Roland Garros (Prancis Terbuka) pada pekan ketiga Mei 2017.

Petenis jangkung ini juga digadang-gadang tampil di turnamen grand slam akbar di Wimbledon 27 Juni 2017. Hanya saja, regulasi merintangi upaya Sharapova untuk mengayun raket secepatnya. Dilansir Dailymail.co.uk, Selasa (4/10/2016), Sharapova butuh jatah wild card untuk tampil di kedua ajang grand slam.

Pasalnya, Sharapova butuh banyak poin untuk mengejar ranking agar masuk entry list di kedua turnamen. Upaya itu agaknya hampir mustahil mengingat Sharapova kini berada di posisi 95 dunia. Rankingnya akan terus merosot sampai dia kembali bertanding saat hukumannya berakhir pada April tahun depan. Jika Sharapova tak benar-benar bermain spektakuler untuk mengejar ranking, dia butuh jalan pintas berupa wild card untuk menyapa fans-nya di Roland Garros atau Wimbledon.

Advertisement

Masalahnya, panitia kedua turnamen diragukan bakal memberi kesempatan itu pada petenis yang terbukti menggunakan obat terlarang. Namun popularitasnya di ajang tenis dunia kemungkinan membuat panitia turnamen berpikir ulang tidak memberi wild card pada mantan peraih trofi Wimbledon dan Paris itu.

Sementara itu tim hukum Sharapova tengah menimbang untuk menuntut International Tennis Federation (ITF) atas keputusannya menghukum Sharapova. Pengacara Sharapova, John Haggerty, menyebut keputusan CAS mengurangi hukuman kliennya menunjukkan ada yang salah terhadap kebijakan ITF. “Ini menunjukkan keputusan ITF adalah sepenuhnya fiksi,” ujarnya seperti dilansir Telegraph.co.uk.

Haggerty mengatakan kliennya sangat dirugikan dengan keputusan buruk ITF. Selama berbulan-bulan, imbuhnya, Sharapova telah hidup dengan opini yang buruk. Mantan ratu tenis dunia itu pun harus kehilangan potensi pendapatannya hingga 24,52 juta poundsterling seperti dilansir Dailymail.co.uk. Estimasi kerugian itu dihitung dari sejumlah sponsorship dan endorsement yang hilang selama ia tersangkut kasus doping.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif