News
Kamis, 29 September 2016 - 18:00 WIB

Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi Fanatik, Diduga Minum Air Sakti

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kanjeng Dimas Kiai Taat Pribadi (Youtube)

Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi sangat fanatik meskipun sang guru telah ditangkap. Diduga, mereka minum air sakti.

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi hingga saat ini masih memiliki keyakinan terhadap gurunya itu. Padahal, sang guru padepokan itu telah meringkuk di penjara karena kasus pembunuhan. Usut punya usut ada air sakti yang telah diminum para pengikutnya itu.

Advertisement

Kasubdit I Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim Kombes AKBP Cecep Ibrahim mengatakan, dari pengakuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi saat pemeriksaan pengikutnya diberikan air minum. “Dari pengakuannya setiap malam Jumat diberikan minuman yang mengandung doa-doa,” kata Cecep di Mapolda Jatim, Kamis (29/9/2016), dikutip Solopos.com dari Okezone.

Ada dugaan, air “sakti” inilah yang membuat sejumlah pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjadi penurut dan sangat fanatik. Cecep menuturkan, air yang diberikan kepada pengikutnya itu didapat dari pedepokan lain dengan cara membeli.

“Padepokan Taat Pribadi membeli air itu senilai Rp250.000 dari pengasuh lain. Setiap pekan dikirimi air yang mengandung doa-doa. Saya tidak bisa sebutkan padepokan pemasok air sakti itu,” jelasnya.

Advertisement

Cecep juga menjelaskan, semua barang milik Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang dianggap didapatkan dari cara gaib itu sebetulnya tidak benar. Semua barang tersebut ada pembuatnya. Bahkan di lingkungannya juga terdapat tim-tim yang merekayasa benda-benda tersebut sehingga dianggap didapat dengan cara gaib.

“Ada tim pembuat emas imitasi, ada juga yang bertugas membuat ballpoint laduni tujuh bahasa, kemudian dijual ke pengikut padepokan,” tuturnya. Cecep juga heran terhadap pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang sangat fanatik dan lupa diri.

Sementara itu, Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Probolinggo, Muchlis, menyatakan dalam menerima pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi seperti menggunakan hipnotis. Sedangkan media yang digunakan adalah air. “Seperti menggunakan hipnotis agar para pengikutnya nurut dan setia kepada Taat Pribadi. Buktinya sampai saat ini masih ada yang bertahan di pedepokan Taat Pribadi meskipun yang bersangkutan sudah ditangkap Polisi,” jelasnnya.

Advertisement

Di lain pihak, Mabes Polri masih menginventarisir orang-orang yang menjadi korban dalam kasus penipuan bermodus penggandaan uang yang dilakukan Kanjeng Dimas Taat Pribadi. “Siapa saja yang menjadi korban, masih diinventarisir satu per satu. Jadi, kami belum mengetahui persis background para korban,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis, dikutip Solopos.com dari Antara.

Selain itu, pihaknya juga belum bisa memastikan besaran nilai kerugian yang diderita para korban akibat praktik penipuan Taat Pribadi itu. “Yang jelas nilainya miliaran rupiah. Saya tidak bisa berspekulasi. Ada yang setor puluhan juta sampai ratusan juta. Harus diinvestarisasi dulu,” katanya lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif