Soloraya
Kamis, 29 September 2016 - 17:15 WIB

HIV/AIDS SUKOHARJO : 65 Penderita HIV/AIDS Ditemukan Selama Semester I/2016

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

HIV/AIDS Sukoharjo, ada 65 penderita baru selama semester I/2016.

Solopos.com, SUKOHARJO–Sebanyak 65 penderita baru virus HIV/AIDS ditemukan selama semester I 2016. Lima diantaranya meninggal dunia lantaran virus HIV telah berkembang menjadi AIDS di dalam tubuh.

Advertisement

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Menular DKK Sukoharjo, Bambang Sudiyono, mengatakan jumlah penderita baru virus HIV/AIDS terbanyak terdapat di wilayah Polokarto sebanyak 23 orang. Tiga diantara penderita baru virus HIV/AIDS telah meninggal dunia. “Ada pola penularan virus HIV/AIDS di Sukoharjo. Penularan virus HIV/AIDS tak hanya di wilayah perkotaan namun juga perdesaan. Tahun lalu, jumlah total penderita HIV/AIDS selama 2015 sekitar 60 orang. Sekarang jumlah penderita HIV/AIDS semester I 2016 menyamai selama 2015, ini mengerikan sekali jika tak ada upaya pencegahan,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di sela-sela rapat evaluasi pengendalian HIV/AIDS di Fave Hotel, Solo Baru, Kamis (29/9/2016).

Penemuan penderita baru virus HIV/AIDS dilakukan dengan mengoptimalkan klinik voluntary counselling test (VCT) di 12 kecamatan dan rumah sakit di Sukoharjo. Selain itu, mobil VCT bakal berkeliling ke perdesaan sebagai upaya penemuan baru penderita virus HIV/AIDS.

Sasarannya, masyarakat yang pernah melakukan hubungan berisiko dengan bergonta-ganti pasangan. Mereka harus melakukan VCT untuk mengetahui status kesehatannya apakah terjangkit virus HIV/AIDS atau tidak. “Permasalahannya, kesadaran masyarakat berisiko tinggi untuk melakukan VCT sangat minim. Padahal, mereka merupakan populasi kunci untuk memutus mata rantai penularan virus HIV/AIDS,” ujar dia.

Advertisement

Pria yang akrab disapa Bambang ini mengungkapkan para penderita baru HIV/AIDS berasal dari berbagai macam profesi seperti karyawan, wiraswasta dan mahasiswa. Sebagian besar penderita baru HIV/AIDS merupakan warga Sukoharjo. Sebagian lainnya warga luar Sukoharjo seperti Kabupaten Karanganyar.

Tak hanya itu, lima ibu hamil di Sukoharjo diketahui mengidap virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia itu. “Kasus HIV/AIDS di Sukoharjo ibarat fenomena gunung es. Kami tak bisa sendirian dalam pengendalian penularan virus HIV/AIDS. Elemen masyarakat, pihak swasta pasti selalu kami ajak untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS,” papar dia.

Lebih jauh, Bambang menambahkan masih ada stigma di masyarakat bahwa orang dengan HIV AIDS (ODHA) bisa menularkan virus apabila terjadi kontak fisik sehingga mereka dikucilkan. Padahal, penularan virus HIV/AIDS melalui cairan tubuh, darah atau air susu ibu yang positif terjangkit HIV/AIDS. “Kalau hanya bersalaman atau bersentuhan dengan ODHA tak akan tertular. Para ODHA butuh dukungan, butuh suport bukan malah dikucilkan.”

Advertisement

Di sisi lain, Koordinator LSM Mitra Sebaya, Garis Subandi, mengatakan selalu memberikan pendampingan kepada para penderita HIV/AIDS termasuk saat mereka melamar pekerjaan. Mereka tetap bisa produktif apabila meminum obat setiap hari.

Jumlah total penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jamu selama tiga tahun terakhir sebanyak 316 orang. “Petugas kesehatan bakal aktif melakukan VCT gratis di lokasi-lokasi populasi kunci. Misalnya, kawasan Solo Baru yang terdapat tempat hiburan seperti diskotek, karaoke atau panti pijat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif