News
Minggu, 25 September 2016 - 19:30 WIB

JPO Pasar Minggu Roboh, Rapor Merah Ahok Jelang Pilkada Jakarta

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jembatan penyeberangan orang (JPO) roboh menimpa kendaraan di Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (24/9/2016). JPO tersebut rubuh disebabkan oleh angin kencang dan hujan deras, dalam kejadian tersebut terdapat enam orang korban, dua diantaranya meninggal dunia. (JIBI/Solopos/Antara//Yulius Satria Wijaya)

JPO Pasar Minggu roboh dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Hal ini dinilai menjadi rapor merah bagi Ahok menjelang Pilkada Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA — Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) roboh di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Alhasil, tiga orang tewas dan tujuh lainnya mengalami luka-luka akibat terjadinya peristiwa nahas ini. Tragedi ini membuat kinerja Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, jadi sorotan jelang Pilkada Jakarta 2017.

Advertisement

Pengamat sosial, Intan Erlita, mengatakan robohnya JPO di Pasar Minggu merupakan kelalaian Pemprov DKI Jakarta. Hal itu, menjadi rapor merah untuk Ahok. Kebetulan, kejadian ini tak lama setelah Ahok mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta.

“Peristiwa ini jelas merupakan kelalaian Pemprov DKI, dan menjadi rapor merah buat Pak Ahok dan dinas terkaitnya,” kata Intan saat dihubungi Okezone, Minggu (25/9/2016).

Advertisement

“Peristiwa ini jelas merupakan kelalaian Pemprov DKI, dan menjadi rapor merah buat Pak Ahok dan dinas terkaitnya,” kata Intan saat dihubungi Okezone, Minggu (25/9/2016).

Intan menjelaskan, persoalan robohnya JPO lantaran kurangnya Pemprov DKI dalam melakukan perawatan baik fasilitas sosial maupun fasilitas umum. “Memang ini menjadi kebiasaan orang Indonesia. Karena hanya bisa membuat yang baru-baru saja, tapi kalau merawat itu tidak bisa,” jelas Intan.

Di sisi lain, salah satu rival Ahok di Pilkada Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan prihatin atas peristiwa robohnya JPO di Pasar Minggu. Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno itu ingin melakukan audit terhadap seluruh fasilitas publik yang ada di Ibu Kota bila mereka dipercaya memimpin untuk periode 2017-2022. Sehingga, semua fasilitas publik yang ada di DKI memiliki risiko kecelakaan yang kecil.

Advertisement

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Presiden Joko Widodo itu juga berharap adanya perbaikan seluruh fasilitas publik agar kejadian serupa tak terulang lagi. “Kita berharap ke depan bisa lebih baik, bagi semua pihak dapat dijadikan pelajaran agar tidak terulang. Dan bagi keluarga yang ditinggal semoga diberi kekuatan dan ketabahaan di dalam menjalani musibah yang terjadi,” tuturnya.

Tiga orang meninggal dunia dan delapan lainnya mengalami luka cukup serius hingga harus di rawat intensif. “Untuk korban luka itu ada 8 orang. Satu rawat jalan dan tujuh orang rawat inap di RSUD Tarakan, RSUD Pasar Minggu dan RS Fatmawati,” kata Camat Pasar Minggu Eko Kardiyanto, Minggu.

Tiga korban tewas tersebut hari ini sudah dimakamkan oleh pihak keluarganya. Lilis Pancawati, 43, warga Sukmajaya, Depok, dimakamkan di TPU Cilodong. Sementara itu, Sri Hartati, 52, dan cucunya Aisyah Zahra Ramadani, 8, dimakamkan di TPU Srengseng Sawah.

Advertisement

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan robohnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Pasar Minggu harus menjadi titik tolak untuk audit keseluruhan JPO di Jakarta. “Robohnya JPO di Pasar Minggu kemarin sore akibat angin kencang dengan menewaskan tiga orang, adalah sebuah kasus yang tragis,” kata Tulus lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, dikutip Solopos.com dari Antara.

Menurut dia, hal tersebut mengindikasikan sebagai fasilitas publik JPO tersebut tidak memenuhi standar kelaikan, keamanan dan keselamatan. YLKI menduga banyak JPO serupa yang tidak memenuhi standar di Jakarta. Oleh karena itu, YLKI mendesak kepada Gubernur DKI Jakarta untuk memerintahkan kepada instansi terkait (Dinas PU) untuk mengaudit seluruh JPO di Jakarta.

Audit JPO menjadi sangat penting untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi warga Jakarta. “Terbukti, beberapa waktu sebelumnya terdapat warga Jakarta yang meninggal karena kesetrum listrik di JPO, dijambret/ditodong bahkan aksi kriminalitas yang lebih sadis [pembunuhan],” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif