Soloraya
Rabu, 7 September 2016 - 20:40 WIB

PERANGKAT DESA : Apdesi Datangi Gubernur Ganjar Saat Kunjungan di Wonogiri, Ini Tuntutannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menemui sejumlah kades dan perangkat desa yang tergabung di Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Jawa Tengah. Pertemuan dilakukan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Rabu (7/9/2016). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Perangkat desa, Munas III Apdesi di Boyolali berbuntut setelah pernyataan Gubernur Jateng soal kesejahteraan kades.

Solopos.com, WONOGIRI–Ratusan kepala desa (kades) dan perangkat desa yang tergabung di dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Jawa Tengah, datang ke Wonogiri untuk menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Rabu (7/9/2016). Mereka meminta Ganjar menjelaskan maksud pernyataannya yang dinilai melecehkan kepala desa.

Advertisement

Saat memberikan sambutan pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-III Apdesi di Hotel Gambir Anom, Boyolali, Selasa (30/8/2016), Ganjar mengkritik tuntutan para kades, yang dinilai lebih banyak mementingkan keperluan pribadi daripada kepentingan rakyat. Misalnya mengenai permintaan tambahan tunjangan, dana purna bakti dan sebagainya. Pernyataan tersebut dinilai melecehkan para kades. Para kades yang tergabung dalam Apdesi pun berencana menemui Gubernur di kantornya untuk meminta penjelasan terkait hal itu. Namun pada Rabu (7/9/2016), Gubernur ada kegiatan di Wonogiri untuk mengajar siswa di SMK Negeri 1 Wonogiri. Untuk itu para kades tersebut diterima Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri.

Salah satu kadus dari Jatiyoso, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Tugino Hadi Perwito, mengatakan apa yang dituntut oleh teman-teman perangkat desa dan kepala desa, mengenai hilangnya UU No. 5/1979 yang berubah menjadi UU 22/2004. “Kemudian ada gerakan dari teman-teman untuk menata kehidupan yang lebih baik sehingga muncul UU 6/2014. Di dalamnya tidak lebih menuntut kesejahteraan perangkat desa dan kepala desa. Kalau ada pejabat atau dinas atau kementerian yang bisa memperjuangkan kesejahteraan perangkat desa, barangkali kami tidak etis untuk meminta-minta. Mohon apa yang disampaikan bapak [Gubernur] agar diluruskan,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Ganjar kemudian menanyakan kepada para kades yang menemuinya saat untuk kembali mengingat pidato yang disampaikan Ketua Umum Apdesi, Sindawa Tarang. Namun dari ratusan kades yang datang tidak ada yang mengerti isi pidato itu. “Tidak ada niat saya untuk melecehkan para kades. Saya termasuk orang yang ikut mengawal lahirnya UU Desa. Saya hanya menanggapi pidato Sindawa Tarang saat itu,” kata dia.

Advertisement

Ganjar mengatakan dirinya memiliki catatan kades mana saja yang bekerja maksimal dan yang tidak. “Masalah kesejahteraan. Kalau dipublik hanya bicara masalah gaji yang ingin dinaikan, ingin fasilitas ini, ingin fasilitas itu, rakyat akan marah. Kalau kerja sudah 24 jam, pelayanan sudah maksimal, tidak ada pungli, rakyat akan mendukung kita,” kata dia. Melalui pidato di Boyolali, Ganjar bermaksud ingin mengingatkan para kades agar jangan mendahulukan kepentingan pribadi. Dia mendorong para kades untuk lebih mementingkan keperluan rakyat. “Itu wujud cinta saya kepada kalian [kades]. Jangan sekali-kali mempersoalkan kesejahteraan. Bicara saja tentang program, maka kesejahtraan akan mengikuti,” kata Ganjar.

Sementara itu Ketua DPD Apdesi Jawa Tengah, Agung Heri Susanto, mengatakan agenda pertemuan dengan Gubernur merupakan keinginan dari para kades. “Sebenarnya semua [anggota Apdesi Jawa Tengah] ingin ikut. Tapi karena banyaknya agenda, maka ini perwakilan saja,” kata dia saat ditemui wartawan seusai pertemuan dengan Gubernur.

Agung mengatakan jika Gubernur saat itu hanya merespon pidato ketua umum, maka tidak ada salahnya. “Kalau masalah puas dan tidak puas [dengan penjelasan Gubernur], itu hanya salah hati. Dari teman-teman kades itu kan biasa ngemong rakyatnya di desa. Suasana ngemong itu juga yang diharapkan. Di saat ada anak yang salah, harapannya diperingatkan di dalam rumah sendiri jangan di luar rumah,” kata Agung.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif