News
Sabtu, 3 September 2016 - 13:15 WIB

KREDIT PERBANKAN : OJK Solo Dorong Bank Daerah Beri Suku Bunga Rendah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di perbankan. (JIBI/Solopos/Antara)

Kredit perbankan, OJK mengajak bank daerah bisa menyalurkan kredit dengan bunga rendah.

Solopos.com, SOLO–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo mendorong bank milik pemerintah daerah (pemda) untuk bisa menyalurkan kredit murah ke masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membebaskan masyarakat dari lintah darat.

Advertisement

Ketua OJK Solo, Laksono Dwionggo, mengatakan lembaga pemerintah ini berupaya untuk mengoptimalkan inklusi keuangan di daerah yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan, diantaranya adalah mendorong jasa industri keuangan menciptakan produk yang bisa membantu masyarakat, seperti penyaluran kredit murah.

Dia mengungkapkan kredit dengan suku bunga rendah telah dimulai Bank Solo yang salah satunya melalui produk Melati. Produk tersebut menawarkan plafon pinjaman Rp2 juta dengan suku bunga flat 3% per tahun atau 0,25% per bulan. Melati ini ditujukan untuk pedagang pasar supaya bisa bebas dari rentenir.

“OJK akan mendorong bank milik pemda untuk menghadirkan produk kredit dengan suku bunga rendah supaya masyarakat kecil terbebas dari rentenir dan usaha yang dimiliki bisa berkembang,” ungkap Laksono saat ditemui wartawan seusai seminar Peran OJK dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Violan Room, Best Western Premier Hotel Solo Baru, Jumat (2/9/2016).

Advertisement

Menurut dia, pembuatan produk dengan suku bunga rendah di bank milik pemda bisa dilakukan karena sahamnya dimiliki pemda. Pemda bisa memberi subsidi suku bunga atau dengan menghimpun dana murah atau tabungan lebih besar. Selain itu, bisa juga memanfaatkan dana desa Rp1 miliar untuk memberikan kredit lunak kepada masyarakat.

“Formulanya nanti disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing daerah,” kata dia.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga didorong lebih berhati-hati supaya non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah rendah. Apabila NPL terkendali, penyaluran kredit bisa lebih kencang, khususnya untuk kredit produktif, yakni modal kerja dan investasi.

Advertisement

Bank Indonesia (BI) Solo mencatat, kinerja BPR hingga Juni menunjukkan pertumbuhan positif, seperti aset yang naik 10,71% year on year (yoy), kredit 12,31% yoy, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9,61%. Penyaluran kredit paling tinggi digunakan untuk modal kerja senilai Rp2,5 triliun, konsumsi Rp1,3 triliun sedangkan kredit investasi hanya Rp246,1 miliar.

Anggota DPR Komisi XI, Mohammad Hatta, mengatakan OJK berperan untuk mengedukasi masyarakat mengenai lembaga jasa keuangan, perbankan maupun nonperbankan. Oleh karena itu, diharapkan dengan kehadiran lembaga ini, masyarakat semakin paham dan terbantu untuk mengakses jasa keuangan. Selain itu, juga diharapkan bisa membendung investasi bodong maupun praktik lainnya, seperti pelunasan utang yang dinilai tidak masuk akal, salah satunya yang dilakukan Koperasi Pandawa/Koperasi Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif