Soloraya
Rabu, 24 Agustus 2016 - 16:15 WIB

Pengusaha Bus AKAP di Wonogiri di Ambang Kebangkrutan, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja melintas di sejumlah Bus Tunggal Daya yang teronggok di garasi di Ngadirojo, Wonogiri, Rabu (24/8/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pengusaha bus AKAP menunggu waktu kebangkrutan akibat banyaknya bus dari luar daerah masuk Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI–Perusahaan angkutan umum bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Wonogiri kelimpungan menghadapi ketatnya persaingan usaha. Kondisi sulit terjadi sejak masuknya bus-bus dari daerah lain ke Wonogiri, tiga tahun terakhir.

Advertisement

Pemilik PT Tunggal Daya Dwipa perusahaan yang mengelola usaha Bus Tunggal Daya, Sutardi, saat ditemui Solopos.com di kantornya di Ngadirojo, Wonogiri, Rabu (24/8/2016), menyebut masuknya bus AKAP dari daerah lain sebagai sebuah ancaman.

Bus AKAP yang dia maksud seperti Agramas, Sindoro, Laju Prima, Haryanto, dan lainnya. Sejak bus-bus itu merebak di Wonogiri usaha angkutan umum bus AKAP jurusan Wonogiri-Jakarta dan sekitarnya menghadapi goncangan hebat. Penumpang beralih ke bus-bus yang notabene secara kasat mata lebih mentereng.

“Bus-bus itu mulai masuk tiga tahun lalu. Saat masih sedikit, tak terlalu berpengaruh. Sekarang ini sudah menggila. Penumpang kami diserobot semua,” ucap Sutardi.

Advertisement

Kondisi sulit terjadi sejak lama akibat harga onderdil, bahan bakar, dan perawatan yang makin mahal. Walau demikian perusahaan masih bisa bertahan karena penumpang masih setia. Masuknya bus-bus dari daerah lain membuat kondisi semakin berat. Bahkan, Sutardi menyebut perusahaannya saat ini sudah hancur. Dia sempat berniat ingin menutup usahanya. Namun, dia putuskan tetap bertahan meski selalu rugi karena ada ratusan orang yang menggantungkan hidup mereka pada usahanya.

PT Tunggal Daya Dwipa memiliki 40 unit bus. Dari jumlah itu hanya 25 unit yang siap dioperasikan. Sisanya sudah jadi rosok. Saat ini hanya empat unit yang dioperasikan setiap hari untuk trayek Wonogiri-Jakarta, Wonogiri-Bandung, dan Wonogiri-Sukabumi. Saat penumpang masih banyak perusahaan mengoperasikan 20 unit bus.

“Setoran bus jurusan Wonogiri-Jakarta kemarin [23/8/2016] hanya Rp15.000. Pemasukan Rp3.845.000 [25 penumpang], pengeluaran hampir sama banyaknya, untuk solar, makan penumpang, dan lain-lain. Ini belum buat gaji sopir. Ini saja masih ada pendapatan. Biasanya tombok. Kalau begini terus apa ya mau bertahan,” imbuh Sutardi.

Advertisement

Pada sisi lain perusahaan masih harus meremajakan unit. Harga bodi satu unit bus mencapai Rp500 juta. Bodi itu untuk jangka waktu enam tahun. Setidaknya harus ada pemasukan 694.000/pulang pergi yang harus disisihkan untuk membeli bodi. Padahal, perusahaan masih harus memikirkan sparepart dan sebagainya.

“Armada luar leluasa bisa masuk Wonogiri karena tidak ada kontrol. Harusnya pemerintah bertindak. Ini sudah tidak sehat,” kata dia.

Pengelola PT Gajah Mulia yang memiliki Bus Gajah Mulia Sejahtera (GMS), Janto, mengatakan kondisi berat ini terjadi bukan hanya persoalan bus yang kalah bagus. Menurut dia perlu ada penanganan khusus yang melibatkan Organda dan pemerintah daerah (pemda). Jika tidak, banyak usaha angkutan umum bus AKAP di Wonogiri gulung tikar.

Advertisement
Kata Kunci : Bangkrut Bus AKAP Wonogiri
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif