Soloraya
Kamis, 16 Juni 2016 - 18:10 WIB

HARGA KOMODITAS : Harga Meningkat, Permintaan Kacang Mete Tetap Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Harga komoditas kacang mete relatif tinggi pada saat bulan Puasa dan jelang Lebaran.

Solopos.com, WONOGIRI – Permintaan mete di Wonogiri meningkat menjelang lebaran. Sementara harga mete meningkat 20 persen dari tahun lalu.

Advertisement

Hal itu diungkapkan oleh salah satu penjual mete dari Tanjungsari, Jatisrono, Andi Subagyo, Rabu (15/6/2016). Bahkan dia mengatakan harga mete tahun ini adalah harga termahal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada hari-hari biasa, harga mete mentah di pasar sekitar Rp90.000-Rp100.000 per kilogram. Memasuki bulan puasa, harga naik menjadi Rp110.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga mete mentah kering bisa mencapai Rp120.000 per kilogram.

“Kalau kualitas super bisa mencapai Rp130.000 per kilogram. Dibandingkan tahun lalu, meningkat sekitar 10-20 persen,” kata dia. Menurutnya peningkatan harga terjadi karena terbatasnya barang di pasar. Selain itu biaya pengupasan juga naik.

Namun begitu Andi mengatakan peningkatan harga tidak berpengaruh terhadap permintaan barang. Sebab permintaan mete memasuki bulan puasa terus ada. Para pedagang pun sudah mulai melakukan pengupasan stok mete gelondong atau yang masih berkulit, sebulan sebelum memasuki bulan puasa. Andi mengatakan stok mete akan melimpah di saat musim panen, yaitu antara September-November. Dari masa panen, mete baru akan dijual sekitar Februari, setelah dilakukan proses pengeringan.

Advertisement

“Tapi biasanya permintaannya tidak banyak, dan harganya rendah,” kata dia. Mete baru mulai banyak dicari pembeli saat memasuki bulan puasa hingga lebaran. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, peningkatan permintaan akan terjadi hingga pasca lebaran. Dia mengatakan permintaan barang saat puasa meningkat sekitar 60 persen dari hari-hari biasa.

Selama puasa, dirinya telah menjual mete lebih dari dua ton. Sasaran penjualan adalah wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan sebagainya.

“Setelah hari raya harga mete masih stabil, permintaan juga biasanya masih banyak untuk oleh-oleh para perantau. Biasanya harga akan anjlok sebulan setelah lebaran,” kata dia.

Advertisement

Dia mengatakan mete yang dijualnya tidak hanya berasal dari Wonogiri. Beberapa di antaranya didapatkan dari daerah lain termasuk Sumbawa, Bima dan Lombok. “Di Wonogiri sebenarnya juga hasilnya bagus. Tapi untuk memenuhi permintaan yang banyak, kami ambilkan dari daerah lain juga,” kata dia. Mete yang di ambil dari luar daerah masih dalam bentuk gelondongan. Mete akan dikupas ketika mau dipasarkan.

Sementara itu menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Wonogiri, pada November 2015, hasil produksi komuditas jambu mete mencapai 12.623 ton.

“Jumlah tersebut dari 20.662 hektare luas lahan,” kata Kepala Bidang Perkebunan [Dishutbun] Wonogiri, Sriyanto, belum lama ini. Dia mengatakan jambu mete masih menjadi salah satu komuditas dengan produksi baik.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif