Jatim
Senin, 30 Mei 2016 - 07:05 WIB

WISATA PONOROGO : Gunung Beruk Tawarkan Sensasi 750 MDPL

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung saat menikmati kondisi alam di rumah pohon di wisata Gunung Beruk, Ponorogo. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Wisata Ponorogo kali ini membahas mengenai Gunung Beruk yang menawarkan sensasi melihat keindahan alam Kota Reog dari ketinggian 750 MDPL.

Madiunpos.com, PONOROGO — Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo selama ini dikenal masyarakat secara luas karena keberadaan 98 orang tunagrahita atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kampung Idiot. Namun, di balik kondisi sebagian masyarakat yang memprihatinkan itu ternyata Desa Karangpatihan memiliki tempat wisata yang menarik, yaitu Gunung Beruk.

Advertisement

Pengunjung saat menikmati kondisi alam di rumah pohon di wisata Gunung Beruk, Ponorogo. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Genung Beruk merupakan wisata alam berupa perbukitan dengan hutan pinus yang menjulang tinggi. Oleh warga sekitar, perbukitan itu dilengkapi dengan rumah pohon di sejumlah titik untuk melihat keindahan alam dari ketinggian. Konsep rumah pohon ini meniru tempat wisata Kalibiru, Kulonprogo, Yogyakarta.

Advertisement

Genung Beruk merupakan wisata alam berupa perbukitan dengan hutan pinus yang menjulang tinggi. Oleh warga sekitar, perbukitan itu dilengkapi dengan rumah pohon di sejumlah titik untuk melihat keindahan alam dari ketinggian. Konsep rumah pohon ini meniru tempat wisata Kalibiru, Kulonprogo, Yogyakarta.

Gunung Beruk ini berlokasi di Dusun Tanggungrejo, Desa Karangpatihan, Balong, yang bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 45 menit dari pusat kota Ponorogo. Untuk menuju Gunung Beruk, pengunjung bisa mengikuti petunjuk arah yang telah terpasang di sepanjang jalan Desa Karangpatihan.

Jalan menuju ke lokasi belum beraspal dan belum dicor, jalan masuk hanya jajaran batu pegunungan. Sehingga, saat hujan mengguyur jalan itu menjadi licin dan pengunjung harus hati-hati.

Advertisement

Setelah sampai di tempat parkir, pengunjung wajib membeli tiket senilai Rp2.000/orang dan membayar parkir kendaraan roda dua Rp1.000. Pengunjung pun bisa langsung memanjat ke Gunung Beruk.

Warga setempat secara gotong royong telah membangun tempat tersebut hingga menjadi tempat wisata yang layak dikunjungi. Warga membuat medan untuk memanjat gunung lebih mudah dan aman, yaitu dengan memasang sejumlah pagar pengaman sepanjang jalan ke gunung.

Dari tempat parkir menunju ke pos pertama hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Di pos pertama, pengunjung bisa beristirahat di rumah pohon yang disediakan. Pengunjung bisa melepas lelah sambil tiduran di rumah pohon yang ada di antara pohon-pohon rindang dan sejuk. Suara burung yang saling bersautan menjadi hiburan saat beristirahat.

Advertisement

Setelah melepas lelah, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan untuk menuju di pos kedua yang menyediakan lima rumah pohon dan wahana out bond. Pengunjung bisa kembali beristirahat sembari berfoto dengan latar belakang hutan pinus. Untuk wahana out bond tidak disediakan secara umum, jadi sebelumnya pengunjung harus memesan kepada pengelola.

Di pos kedua, ada tebing yang menjulang setinggi sekitar 100 meter yang bisa dimanfaatkan untuk panjat tebing. Tetapi, disarankan saat melakukan olahraga ekstrem tersebut harus menyediakan peralatan yang lengkap, karena pengelola tidak menyediakan alat panjat tebing.

Selanjutnya, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan ke pos ketiga atau puncak Gunung Beruk. Di pos ketiga ada satu rumah pohon yang lokasinya paling tinggi. Dari rumah pohon di pos ketiga ini, pengunjung bisa melihat Ponorogo dari ketinggian sekitar 750 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Advertisement

Rumah pohon itu dipasang di pohon pinus yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter. Pengelola sudah menyediakan tangga yang terbuat dari besi untuk memudahkan pengunjung naik ke rumah pohon.

Mata pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan alam hijau yang terhampar luas. Saat melihat di sudut lain, pengunjung bisa melihat deretan perbukitan yang kokoh berdiri di atas bumi dengan ribuan tanaman hidup di atasnya.

Pengelola Wisata Gunung Beruk, Mujianto, mengatakan wisata alam Gunung Beruk dibuka pertengahan tahun 2015. Saat itu yang menginisiasi Gunung Beruk sebagai tempat wisata yaitu mahasiswa dari Yogyakarta yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lokasi itu. Setelah konsep wisata dibentuk, baru pengelola diserahkan ke warga setempat.

“Konsep wisatanya memang meniru wisata alam Kalibiru Yogyakarta. Tetapi, kemudian ada pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi alam di Gunung Beruk,” ujar dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, Selasa  (24/5/2016).

Pengembangan wisata alam Gunung Beruk ini melibatkan warga dan pemuda di Desa Karangpatihan. Sejumlah warga pun secara gotong royong membangun jalan menuju ke lokasi wisata supaya menjadi lebih layak dan mudah untuk dilalui.

Dia mengatakan waktu yang pas untuk menikmati pemandangan di Gunung Beruk yaitu pada saat matahari terbit dan matahari tenggelam saat sore hari. Saat pengunjung datang saat senja atau subuh, pengunjung bisa menikmati kesejukan alam khas pegunungan dan pancaran sinar matahari yang indah dan berkilau.

“Orang yang datang ke Gunung Beruk rata-rata remaja dan dewasa. Mereka biasanya ingin foto di rumah pohon yang ada di pos ketiga dengan view pemandangan alam yang terhampar luas,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif