Soloraya
Kamis, 12 Mei 2016 - 21:40 WIB

REVITALISASI KERATON SOLO : Abdi Dalem Dilibatkan Menjadi Tenaga Kerja

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Dok/JIBI/Solopos)

Revitalisasi keraton, pihak keraton mengerahkan abdi dalem sebagai tenaga kerja proyek revitalisasi Keraton Kasunanan.

Solopos.com, SOLO–Keraton Solo mengerahkan sejumlah abdi dalem untuk terlibat dalam proyek revitalisasi dan penataan Keraton yang menjadi program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

Advertisement

Sejumlah abdi dalem tersebut mendapat mandat untuk menjadi tenaga kerja. Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Solo, K.P. Eddy Wirabhumi, membenarkan sejumlah abdi dalem turut aktif bekerja dalam proyek revitalisasi dan penataan Keraton yang diprogramkan Kemen PUPR. Hal tersebut, menurut dia, sebagai bentuk dukungan penuh yang diberikan Keraton kepada Kemen PUPR.

“Kami suport sepenuhnya. Ibarat kata, kami tidak ada duit saja cari duit buat dandani sendiri. Apalagi ini dibantu dari kementerian. Kami suport penuh. Kalau ada tenaga, kami ikut sertakan. Ini yang kerja sebagian abdi dalam sendiri. Ikut bantu gitu,” kata Eddy kepada Solopos.com di sela-sela meninjau perbaikan atap Bangsal Semarakata Keraton, Kamis (12/5/2016).

Ditanya apakah para abdi dalem termasuk sebagai tenaga kerja dari PT Indocont sebagai kontraktor proyek revitalisasi dan penataan Keraton, Eddy tidak menjawab secara lugas. Dia mengisyaratkan bahwa abdi dalem memang bukan pekerja resmi dari kontraktor. Eddy  menyampaikan kontraktor akan memahami situasi dengan memberikan upah kepada abdi dalem yang bekerja.

Advertisement

“Akhirnya kontraktor nanti akan mengerti sendiri, istilahnya memberikan upah juga kepada mereka [abdi dalem yang bekerja]. Apapun abdi dalem kan tata kramanya lebih tahu. Karena proyek di Keraton berbeda dengan di tempat lain,” tanggap Eddy yang menyebut PT Indocont merupakan kontraktor asal Kota Bengawan.

Berdasarkan informasi yang dia terima, Eddy menceritakan, Kemen PUPR mengalokasikan dana Rp6,3 miliar untuk program revitalisasi dan penataan kawasan Keraton pada 2016. Beberapa bangunan di Keraton yang menjadi sasaran proyek revitalisasi, antara lain Dalem Ageng Probo Suyasa, Bangsal Semarakata, Kusuma Wandowo, Balai Roto sisi kanan dan kiri, serta Bangsal Siyaga.

“Pengertian cair dan tidak cair sok [kadang] orang sering salah tangkap. Pikirnya cair iti dapat duit. Soal proyek ini tidak seperti itu. Keraton hanya  menerima fisik bangunan. kontraktornya ada sendiri yang menang melalui proses tender terbuka. Siapa yang menang kami suport untuk bisa mengerjakan proyek secara baik. Kami merevitalisasi bangunan sesuai aturan cagar budaya dan tetap masuk secara estetika,” terang Eddy.

Advertisement

Eddy menjabarkan proyek revitalisasi sebagian besar menyasar perbaikan pada bagian atap bangunan di Keraton. Menurut dia, beberapa atap bangunan di Keraton akan diganti dengan sirap yang terbuat dari bahan campuran antara fiber dan semen. Eddy mengatakan proses pemesanan sirap cukup membutuhkan waktu lama di Jakarta. Dia berharap sirap tersebut bisa bertahan hingga 50 tahun.

“Sudah sebulan proyek berlangsung. Cuma beberapa bangunan belum bisa direvitalisasi karena masih digunakan untuk acara adat Keraton. Yang lama kini memproduksi sirapnya. Pesan khusus di Jakarta. Bahan bukan kayu, tapi kaya campuran fiber dan semen. Kami berharap bisa bertahan 50 tahun,” jelas Eddy.

Sebelumnya, Plt. Paku Buwono (PB) XIII Keraton Solo, K.G.P.H. Puger, menyebut proyek revitalisasu guna menyelamatkan aset sejarah di Keraton yang bertahap mulai rusak karena termakan zaman. Dia menjelaskan proses revitalisasi boleh mengubah bangunan selama tidak menyalahi aturan-aturan budaya. Puger menyebut program revitalisasi berkaitan dekat dengan upaya menunjang daya tarik wisata di Keraton.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif