Jogja
Minggu, 1 Mei 2016 - 19:20 WIB

TIONGHOA JOGJA : Tuan Rumah Poncowinatan Tebarkan Aura Keadilan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kwan kong (JIBI/Harian Jogja/Ist)

Tionghoa Jogja kali ini mengupas Klenteng Poncowinatan

Harianjogja.com, JOGJA-Setiap klenteng selalu memiliki tuan rumah. Tuan rumah diwujudkan dalam bentuk rupang atau patung dewa-dewi yang ditahtakan secara khusus di atas altar. Biasanya rupang ditahtakan dengan diberi dupa dan sesajian untuk menambah kesakralan dari rupang tersebut.

Advertisement

Tuan rumah di Klenteng Poncowinatan sendiri bernama Dewa Kwan Kong atau Dewa Keadilan. Pengurus Klenteng Poncowinatan atau Klenteng Tjen Ling Kiong Margomulyo mengatakan, Dewa Kwan Kong memiliki watak yang baik. “Kwan Kong dikenal jujur,” kata Margo, Rabu (27/4/2016).

Ia merupakan lambang kesatria sejati yang selalu menepati janji sehingga banyak orang yang melakukan pemujaan kepadanya. Predikat keadilan yang melekat pada dirinya membuat beberapa pengadilan menaruh rupangnya. Harapannya aura keadilan akan terpancar dalam segala proses peradilan di tempat tersebut.

Margo berharap, sifat jujur dan adil yang dimiliki Kwan Kong menjadi suri tauladan bagi umat yang berdoa di Klenteng Poncowinatan. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun juga bisa mengenal Kwan Kong dari sifat ksatria dan kejujurannya.

Advertisement

Kwan Kong selalu tampil dengan hewan yang setia menjadi kendaraannya.

“Pakainya kuda. Di rupangnya Kwan Kong biasanya menunggangi kuda,” kata Margo.

Di Klenteng yang berhadapan dengan Pasar Kranggan ini, rupang Kwan Kong ditahtakan di altar setinggi 1,5 meter bersama dua rupang kecil di sebelah kanan dan kirinya. Menurut Margo, dua rupang itu adalah penasehat dan anak angkatnya.

Advertisement

Satu minggu menjelang Imlek, rupang Kwan Kong selalu dimandikan bersama rupang-rupang lain yang ada di klenteng.

“Rupang tuan rumah itu pertama kali [dimandikan] baru setelah itu Dewa Bumi dan lainnya,” jelas Margo.

Saat memandikannya pun rupang Kwan Kong tidak boleh diturunkan. Petugas harus memanjat dan membasuh setiap bagian rupang menggunakan lap basah.

Advertisement
Kata Kunci : Tionghoa Jogja You Hou
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif