Otomotif
Kamis, 18 Februari 2016 - 22:30 WIB

SEPEDA MOTOR TERBARU : Ini Sebabnya Kandungan Lokal Motor Indonesia Tak Pernah 100%

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembalap Marc Marquez (duduk di motor) dan Dani Pedrosa (berdiri) saat peluncuran Honda CBR150R di Sirkuit Sentul, Minggu (14/2/2016). (Adib Muttaqin Asfar/JIBI/Solopos)

Sepeda motor terbaru di Indonesia belum mampu mengusung kandungan lokal 100%. Ada beberapa alasan tentang hal ini.

Solopos.com, JAKARTA — Peluncuran All New CBR150R oleh Astra Honda Motor membuka fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu produsen sepeda motor terbesar dengan kandungan lokal yang sangat tinggi. Namun, ada kenyataan klasik lainnya yang juga selalu muncul dalam industri otomotif, kandungan lokal itu tak pernah bisa mencapai 100%.

Advertisement

Produk baru AHM, All New CBR150R diklaim memiliki kandungan lokal hingga 99% alias hampir semua komponennya diproduksi di dalam negeri. Namun, President Director AHM, Toshiyuki Inuma, dalam peluncuran di Sirkuit Sentul, Minggu (14/2/2016) lalu, tak menjelaskan secara detail komponen apa yang 1% tersebut.

Saat Solopos.com meminta penjelasan tentang hal itu kepada Deputy Head Corporate Communication AHM, Ahmad Muhibbuddin, dijelaskan bahwa 1% itu merupakan bagian yang sangat kecil di dalam mesin. “Saya tidak bisa menjelaskan detailnya, tapi itu memang harus diproduksi di Jepang,” ujarnya seusai jumpa pers hari itu.

Penjelasan lebih detail muncul saat sejumlah wartawan mengunjungi Plant 3 AHM di Cikarang, pabrik terbesar AHM di Indonesia. General Manager Plant 3 AHM Cikarang, Dodi Supriadi, mengatakan komponen-komponen tersebut biasanya bagian kecil di dalam mesin, salah satunya cylinder head. Komponen ini biasanya ditempatkan di atas silinder yang terdapat dalam blok silinder mesin motor.

Advertisement

“Kenapa enggak bisa 100%? Apa di Indonesia tidak bisa produksi? Bisa, tapi harganya jauh lebih mahal. Di Jepang, secara cost lebih murah, tapi di Indonesia lebih mahal,” kata Dodi kepada wartawan di Cikarang, Senin (15/2/2016).

“Jadi, kalau mau membuat sesuatu, pertimbangannya adalah, apakah komponen itu di Indonesia ada? Kalau ada, lebih mahal enggak?” sambungnya. Namun, dia tidak menjelaskan lebih detail mengapa biaya produksi di Indonesia bisa jauh lebih mahal daripada di Jepang.

Jawaban itu muncul saat Solopos.com meminta penjelasan dari seorang sumber lainnya di Plant 3 AHM di Cikarang. Sumber yang bertanggung jawab langsung dalam produksi skuter matic Honda itu mengakui komponen-komponen itu sebenarnya bisa di buat di Indonesia, tapi tidak bisa dilakukan.

Advertisement

“Ya karena yang merancang kan di Jepang. Jadi mungkin memang tidak bisa 100% dibuat di Indonesia, karena hak ciptanya ada di sana. Untuk produk lain, dari dulu juga seperti itu, saya kira penyebabnya sama, hak cipta,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif