Soloraya
Kamis, 4 Februari 2016 - 23:40 WIB

BANJIR WONOGIRI : Tim PESDM Wonogiri Akan Cek Luweng Tameng

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Banjir Wonogiri, petugas Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral akan mengecek kondisi Luweng Tameng.

Solopos.com, WONOGIRI–Petugas Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri segera turun ke Kelurahan Girikikis, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri mengecek kondisi luweng Tameng. Pengecekan luweng dilakukan petugas jika kondisi curah hujan sudah reda. Jika pengecekan luweng dilakukan dalam kondisi curah hujan tinggi dikhawatirkan tidak efektif dan membahayakan petugas.

Advertisement

“Salah satu programnya membuat bangunan permanen di luweng Tameng. Kondisi genangan yang terjadi di Dusun Tameng beberapa waktu lalu sudah masuk pemetaan PESDM,” ujar Kepala Dinas PESDM Wonogiri, Arso Utoro ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/2/20167).
Arso didampingi Kabid Geologi, Air Tanah dan Energi ESDM Wonogiri, Patrem Joko Priyono menjelaskan, pihaknya pada 2014 memiliki program mitigasi bencana geologi.

Dijelaskan Arso, ada tiga lubang yang diduga luweng di sekitar Dusun Tameng, Kelurahan Girikikis, Kecamatan Giriwoyo. “Munculnya genangan air akibat dibangunan tanggul ke arah luweng yang lain. Jika tanggul tersebut dibongkar bisa jadi air bisa mengalir ke luweng lain dan tidak mengakibatkan genangan air. Akibat lain bisa diakibatkan dari proses pemeliharaan yang tidak konsisten.”

Patrem menambahkan di bagian atas bangunan permanen terdapat lahan konservasi yang ditanami rerumputan. “Warga sudah diberi sosialisasi agar melakukan pembersihan sekitar luweng setiap bulan. Sosialisasi dilakukan pada proses pembangunan luweng. Kami mendapatkan kabar rerumputan di lahan konservasi dibabat habis sehingga lumpur tidak tertahan rumput. Akibatnya, lumpur memenuhi lubang luweng dan mengakibatkan genangan. Kami segera turun untuk memperbaikinya.”

Advertisement

Pada bagian lain, Patrem mengingatkan pihaknya setiap bulan mengedarkan surat edaran berisi kewaspadaan terhadap gerakan tanah. Pada Februari ini, ujarnya, ada 15 kecamatan atau separuh lebih kecamatan di Wonogiri yang waspadai gerakan tanah. “Data gerakan tanah diperoleh dari Badan Geologi. Data itu setiap bulan kami kirim ke masing-masing kecamatan di Wonogiri agar Camat menyosialisasikan kepada warganya. Juga warga sekitar lebih waspada terhadap potensi gerakan tanah tersebut,” katanya.

Tahun ini, jelas dia, PESDM Wonogiri akan memasang dua alat deteksi dini berupa EWS (eraly warning system) di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri dan Desa Contho, Kecamatan Bulukerto. Dua EWS baru akan menambah menjadi empat EWS yang lain. Dua EWS sudah dipasang di Desa Boro, Kecamatan Manyaran dan Desa Gedawung, Kecamatan Jatiroto.

“Keberadaan EWS diharapkan meminimalisasi dampak akibat gerakan tanah.”

Advertisement

Terpisah, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan kondisi air di Dusun Tameng sudah surut. Sebagian sukarelawan sudah mengecek kondisi luweng. “Sebagian sukarelawan masih standby di posko Girikikis. Perahu Gethek sudah tidak difungsikan lagi karena air sudah surut.’

Pada bagian lain, mantan Camat Selogiri mengatakan, 15 kecamatan di Wonogiri masuk wilayah waspada gerakan tanah bersama kabupaten/kota di Soloraya. “Di Jateng terdapat 13 kabupaten/kota yang waspada gerakan tanah. Seperti Rembang, Blora, Boyolali, Klaten, Wonogiri. Juga Cilacap, Brebes, Tegal, Banyumas, Karanganyar, Sukoharjo, Solo dan Sragen. Gerakan tanah berupa retakan.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif