Soloraya
Selasa, 2 Februari 2016 - 16:40 WIB

DUGAAN IJAZAH PALSU : Widiyono Meminta Maaf kepada Cawabup Terpilih Sukoharjo Purwadi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan kader PDIP Sukoharjo mendatangi rumah Widiono yang dianggap memfitnah cawabup terpilih Sukoharjo, Purwadi, Senin (1/2/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Dugaan ijazah palsu, pegiat seni asal Gayam, Widiyono, meminta maaf kepada Purwadi.

Solopos.com, SUKOHARJO–S. Widiyono meminta maaf kepada Wakil Bupati terpilih Sukoharjo, Purwadi, karena telah menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan dugaan ijazah palsu. Pegiat seni asal Bangunsari, Gayam, Sukoharjo, itu mengaku bersalah karena lugu bicara soal hal yang beraroma politik.

Advertisement

Lelaki yang akrab disapa Widi itu saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa (2/2/2016) siang, mengaku agak terlambat menyadari bahwa dirinya naif. Semula dia mengira topik dugaan ijazah palsu Purwadi patut didiskusi dan disampaikan kepada media. Sebagai warga Sukoharjo Widi ingin pemimpinnya bersih. Namun, setelah dianalisis dia menyadari topik tersebut bukan ranahnya. Sedangkan di satu sisi dia sudah telanjur ikut terseret arus politik yang sedang berkembang.

Hanya, dia tidak bersedia menjelaskan arus politik seperti apa yang dimaksud. Widi hanya mengatakan tidak ingin terlibat lagi dalam politik. Setelah menyadari hal tersebut Widi menarik diri dari diskusi-diskusi tersebut sejak Senin (25/1/2016) lalu. Tetapi kala itu dia sudah telanjur menyampaikan informasi perihal dugaan-dugaan pemalsuan ijazah Purwadi kepada media.

“Saya tidak pernah bicara soal politik, tapi akhirnya terseret ke ranah politik juga. Mohon maaf saya terlalu naif, terlalu lugu bicara soal politik yang bukan ranah saya. Saya ini hanya seniman yang mencintai Sukoharjo. Saya berusaha memberi manfaat melalui seni. Saya tidak punya motif apa pun. Kalau waktunya tepat saya secara pribadi akan minta maaf kepada Pak Purwadi,” kata Widi.

Advertisement

Selain itu dia juga akan meminta maaf kepada bupati terpilih, Wardoyo. Widi merasa tidak enak hati karena telah menyebabkan keributan seperti yang terjadi Senin (1/2/2016).

Seperti diketahui saat itu hampir 1.000 simpatisan dan kader PDIP Sukoharjo mendatangi rumah Widi menuntut pertanggungjawabannya karena dinilai memfitnah Purwadi. Kondisi tersebut tidak serta merta menyurutkan semangat Widi memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) yang akan dipimpin Wardoyo-Purwadi mendatang atas hal-hal yang perlu dibenahi.

Disinggung mengenai properti pribadi yang rusak akibat tindakan massa PDIP, Widi tidak mempermasalahkannya dan tidak akan membawa masalah itu ke ranah hukum. Dia menganggap hal tersebut konsekuensi dari keluguannya yang hingga akhirnya menimbulkan kegaduhan. Widi juga menganggapnya sebagai bahan koreksi agar lebih berhati-hati melangkah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif