Soloraya
Minggu, 31 Januari 2016 - 23:40 WIB

ORMAS GAFATAR : Anggota Gafatar Asal Wonogiri Pertanyakan Nasib Aset di Kalimantan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Gafatar asal Wonogiri saat berada di Pendapa Pemkab Wonogiri sebelum dipulangkan ke kampung halaman, Minggu (31/1/2016). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Ormas Gafatar, anggota Gafatar yang dipulangkan ke Wonogiri mempertanyakan aset mereka di Kalimantan.

Solopos.com, WONOGIRI–Sebanyak 31 warga yang bergabung dengan organisasi Gafatar, dipulangkan ke Wonogiri, Minggu (31/1/2016). Mereka resah karena belum mendapat kepastian terkait kehidupan mereka ke depan serta aset mereka yang tertinggal di Kalimantan.

Advertisement

Menurut mantan koordinator Gafatar Soloraya, Supar, sebagian warga yang dipulangkan dari Kalimantan telah ber-KTP Kalimantan. “Dulu saya pergi sudah izin ke kecamatan, saya sudah mencabut KTP saya. Sekarang saya sudah pindah kependudukan di Ketapang, Kalimantan Barat. Beberapa saudara kami yang lain juga sudah pindah kependudukan. Tapi saat ini KTP saya masih ditahan. Untuk itu kami minta kejelasan terkait kehidupan kami ke depan,” kata dia saat ditemui wartawan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Minggu (31/1/2016). Dia mengatakan sebagian warga telah menjual asetnya yang berada di Wonogiri. Hasil penjualannya telah dibelikan lahan dan membangun rumah di Kalimantan.

“Tapi entah apa alasannya, kami dipulangkan. Padahal hasil pertanian kami di Kalimantan yang hampir panen, rencananya adalah untuk kehidupan kami ke depan. Kami juga belum mendapatkan kepastian bagaimana nasib aset kami yang di Kalimantan?” kata dia.

“Malam nanti mungkin kami bisa menumpang di rumah saudara atau orang tua. Tapi apakah selanjutnya akan seperti itu. Jika diizinkan kami ingin kembali ke Kalimantan,” lanjut Supar.

Advertisement

Warga pengikut Gafatar yang hijrah ke Kalimantan tidak hanya pergi seorang diri. Sebab ada di antara mereka yang pergi bersama anak dan istri. Bahkan anak-anak yang mereka bawa masih di usia sekolah. Meski begitu, Supar mengaku tidak ada masalah untuk pendidikan anak-anak mereka. Sebab di permukiman warga pengikut Gafatar telah berdiri homeschooling.

“Ada di antara kami yang merupakan pendidik, tenaga kesehatan dan sebagainya. Jadi anak-anak bisa belajar melalui homeschooling yang ada di permukiman,” kata dia. Namun dirinya belum mengetahui kelanjutan pendidikan anak-anaknya setelah dipulangkan dari Kalimantan.

Pada Minggu siang, sebanyak 31 warga pengikut Gafatar dipulangkan ke Wonogiri. Sebanyak 28 orang dipulangkan ke Kecamatan Wonogiri, tiga orang ke Kecamatan Paranggupito dan tiga orang ke Kecamatan Jatisrono. Dari Asrama Haji Donohudan, Boyolali, mereka diangkut tiga truk menuju Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri. Selanjutnya mereka diantar menuju wilayahnya masing-masing. Sampai saat ini total ada 34 warga pengikut Gafatar yang telah dipulangkan ke Wonogiri. Sebelumnya sebanyak tiga orang telah dipulangkan ke Giriwoyo. Namun diperkirakan jumlah tersebut masih bisa bertambah. Sebab menurut Supar, ada sekitar 300 warga Wonogiri yang ikut bergabung ke Kalimantan. Sebagian dari mereka berangkat dari Wonogiri, ada pula yang berangkat dari lokasi perantauan.

Advertisement

“Di sana kami mendirikan kelompok tani. Kegiatan utama kami adalah bertani. Sejak bubar pada 2015 lalu, sudah tidak ada kegiatan keorganisasian Gafatar,” kata dia.

Sebelumnya Sekda Wonogiri, Suharno, mengatakan para warga pengikut Gafatar yang dipulangkan dari Kalimantan akan mendapat pembinaan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri. “Akan kami bina. Tapi tidak secara berkelompok,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif