Soloraya
Jumat, 2 Oktober 2015 - 01:30 WIB

PERLAMBATAN EKONOMI : Permintaan Aksesori Otomotif Bekas di Solo Naik 20%

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri otomotif (JIBI.detik)

Perlambatan ekonomi membuat banyak orang memilih untuk membeli aksesori otomotif bekas.

Solopos.com, SOLO — Permintaan aksesori otomotif bekas di Pasar Klithikan Notoharjo, Solo meningkat hingga 20% dalam beberapa pekan terakhir. Lonjakan permintaan tersebut terjadi akibat kenaikan harga aksesori baru yang terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Advertisement

Salah satu pedagang, Sugeng Pranoto, mengungkapkan permintaan aksesori mobil bekas mulai terasa sekitar dua bulan lalu. “Permintaan aksesori bekas meningkat sekitar 20 persen dibandingkan hari biasanya. Ini karena aksesori baru harganya naik, jadi banyak yang memilih bekas,” ujarnya saat ditemui wartawan di kiosnya, Kamis (1/10/2015).

Dia mengatakan selisih harga aksesori baru dengan bekas cukup tinggi, bahkan bisa mencapai 50%. Aksesori bekas yang paling banyak diburu pembeli, di antaranya bodi, lampu, spion, tutup velg, foot step, tanduk depan, dan tanduk belakang.

Banyaknya permintaan tersebut sempat menyebabkan stok beberapa aksesori bekas habis. Suplai barang dari pemasok juga mulai berkurang dalam beberapa pekan terakhir akibat lonjakan permintaan aksesori bekas ini.

Advertisement

Untuk mengatasinya, Sugeng mengaku harus membuka kembali stok lama di gudang. Hal itu untuk memberikan alternatif pilihan kepada konsumen.

Sementara, pedagang yang lain, Heru Utomo, mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS menyebabkan harga aksesori otomotif baru melambung. Kenaikan harga aksesori baru berkisar 20%. Hal itu menyebabkan penjualan aksesori baru anjlok hingga 50% akibat daya beli masyarakat melemah.

Untuk mempertahankan pelanggan, dia terpaksa tidak menaikkan harga. Dia memilih untuk memangkas keuntungan daripada kehilangan semakin banyak calon pembeli.

Advertisement

“Penurunan penjualan bisa menyampai 50 persen. Harga dari pemasok memang naik, tapi kami susah menaikkan harga. Kami mengalah keuntungan dipotong,” katanya kepada wartawan di kiosnya, Kamis.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif