Soloraya
Senin, 14 September 2015 - 10:55 WIB

ASAL USUL : Asale Songbledeg Wonogiri dari Gua dan Petir

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kantor Desa Songbledeg, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, tampak dari sisi depan. Foto diambil Jumat (11/9/2015). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Asal usul ini terkait penamaan Desa Songbledeg di Paranggupito Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI – Songbledeg, merupakan nama salah satu desa yang ada di Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Di balik nama desa yang terdengar unik tersebut menyimpan cerita yang menjadi asal-usulnya.

Advertisement

Wilayah tersebut banyak memiliki bukit dan gua. Menurut cerita yang berkembang di Songbledeg, pada zaman dahulu wilayah tersebut terdapat gua yang cukup besar.

Masyarakat setempat biasa juga menyebutnya song. Namun suatu ketika permukaan gua tersebut roboh karena tersambar petir, sehingga gua itu pun terbuka. Oleh warga, area tersebut kemudian dijadikan permukiman.

“Dari peristiwa itu kemudian muncul nama Songbledeg. Berasal dari song atau gua dan bledeg atau petir,” kata Kepala Desa Songbledeg, Sutoto, Jumat (11/9/2015).

Advertisement

Lokasi gua yang terbelah itu berada di sebuah dusun yang sekarang juga dinamakan Dusun Songbledeg. Seiring berjalannya waktu, permukiman di Songbledek pun berkembang dan meluas, hingga menjadi sebuah desa.

Desa Songbledeg saat ini dihuni lebih dari 372 jiwa. Mereka tersebar di 13 dusun, yaitu Songbledeg, Rejosari, Lomujing, Jamburejo, Gondangsari, Klepu, Weru, Tlogorejo, Bulu, Mloko, Sumberejo, Ngandongrejo dan Janglot. “Sampai saat ini di Desa Songbledeg masih banyak ditemui gua,” kata dia.

Salah satu potensi yang ada di wilayah Songbledeg adalah potensi pertanian khususnya budi daya cabai jamu dan singkong. Tumbuhan itu tumbuh baik di Songbledeg karena mampu bertahan dalam kondisi minim air.

Advertisement

Secara umum Kecamatan Paranggupito merupakan satu-satunya wilayah di Wonogiri yang berbatasan langsung dengan laut selatan. Wilayah tersebut memiliki garis pantai sepanjang 15 kilometer.

Sebelumnya Camat Paranggupito, Haryanto, mengatakan lokasi wilayah yang berbatasan dengan pantai tersebut sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata. “Hanya saja masih perlu pengembangan infrastruktur,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif