Soloraya
Sabtu, 12 September 2015 - 20:15 WIB

TAWURAN WARGA : Cegah Tawuran Merembet ke Wonogiri, Pimpinan Silat Dikumpulkan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi . (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Tawuran warga yang melibatkan anggota perguruan silat sering terjadi di Jawa Timur telah diantisipasi.

Solopos.com, WONOGIRI — Polsek Kismantoro, Wonogiri, mengumpulkan para pemimpin perguruan silat di wilayah itu, pekan ini. Berkumpulnya tujuh pimpinan perguruan persilatan di pertemuan itu sebagai antisipasi agar konflik antarperguruan silat di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tak menjalar ke Wonogiri.

Advertisement

Kismantoro merupakan kecamatan yang berbatasan dengan Pacitan dan Ponorogo, Jatim. Pertemuan dipimpin Kapolsek Kismantoro, AKP Maryono, didampingi Kanit Binmas (pembinaan masyarakat) Ipda Hartoyo di Aula Polsek Kismantoro.

Kasubbag Humas Polres Wonogiri, AKP Gunawan, menjelaskan, di Kismantoro terdapat tujuh perguruan silat, yakni SH teratai, SH Winongo, Ju Jit Su, Kera Sakti, Kera Putih, Merpati Putih, dan Pagar Nusa. “Ada dua tujuan pertemuan, pertama merekatkan silaturahmi dan kedua mengantisipasi konflik antar oknum perguruan pencak silat di Kabupaten Ponorogo, Jatim, yang belakangan ini muncul.”

Mantan Kapolsek Giriwoyo itu menyatakan keributan antaranggota perguruan silat sering melibatkan banyak orang. “Kismantoro merupakan daerah perbatasan dengan Ponorogo, Jatim, sehingga tidak terimbas konflik tersebut.”

Advertisement

Dijelaskannya, salah satu faktor penyulut konflik melebar ke daerah perbatasan disebabkan oleh persepsi yang beragam dan miskomunikasi. “Kurang lengkapnya informasi di antara anggota persilatan memunculkan prasangka yang berbuah desas-desus. Jangan sampai pelabelan negatif persilatan terjadi di Wonogiri. Juga masyarakat tak muncul rasa waswas dan tidak nyaman sebagai dampak dari konflik.”

Kapolsek Kismantoro, AKP Maryono menambahkan, pertemuan digelar Kamis (10/9/2015). “Kami minta para pemimpin persilatan di Kismantoro saling menjaga dan mengendalikan para anggotanya agar tidak terjadi perselisihan dan keributan sesama perguruan persilatan. Apabila terjadi gesekan dan perselisihan cepat diselesaikan dan dikendalikan sampai tuntas hingga tak muncul lagi permasalahan berikutnya.”

Maryono mengatakan, ada berbagai kendala di masyarakat sehingga perselisihan antaranggota persilatan sering muncul, yakni lemahnya kontrol masyarakat dan kuatnya rasa solidaritas antaranggota persilatan. “Bulan Sura atau Muharram menjadi bulan penuh agenda dari masing-masing persilatan.

Advertisement

Ketujuh pimpinan perguruan silat yang berkumpul adalah Nahdori Paeran, warga Gesing yang mewakili SH Teratai, Budi Lulemanto, warga Miri mewakili SH Winongo, Trihadi, warga Gesing dari Ju Jit Su, Bejo, warga Kismantoro wakil dari Kera Sakti, Saidi, warga Ngroto mewakili Kera Putih, Iwan Guntoro, warga Miri mewakili Merpati Putih dan Amin Yudo Rahmanto, warga Gambiranom mewakili Pagar Nusa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif