Soloraya
Jumat, 11 September 2015 - 23:40 WIB

INDUSTRI WONOGIRI : Kabupaten Wonogiri Jadi Percontohan Barecore Kayu Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Badan Karantina Pertanian mengecek barecore di pabrik di Manjung, Wonogiri, Jumat (11/9/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Industri Wonogiri, satu perusahaan barecore kayu di Manjung, Wonogiri jadi percontohan pabrik barecore kayu di Tanah Air.

Solopos.com, WONOGIRI–PT Nagabhuana Aneka Piranti (NAP) di Manjung, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri dipilih menjadi perusahaan yang memproduksi barecore kayu pertama di Indonesia. Soft launching dilaksanakan di aula kantor setempat, Jumat (11/9/2015).
Barecore atau potongan kayu yang telah disusun dalam bentuk papan yang merupakan bahan setengah jadi untuk produk furniture maupun dinding ramah lingkungan.

Advertisement

Barecore berbahan kayu sengon ini akan diproduksi kali pertama di PT NAP Manjung, Wonogiri. Sebelum diekspor barecore akan dikarantina dan diperiksa fisik agar tak ada satu pun kuman yang menempel di bahan tersebut.  Karantina bukan bermaksud membatasi atau menyulitkan produsen tetapi melindungi dan memberi keamanan agar tidak dikembalikan oleh negara penerima.

Penegasan itu disampaikan Kepala Badan Karantina Pertanian, Jakarta, Banun Harpini saat soft launching barecore berbahan sengon di PT NAP, Manjung, Wonogiri, Jumat.

Menurut Banun, sekarang ini ada pemahaman berbeda antara masyarakat dengan Badan Karantina Pertanian tentang istilah karantina.

Advertisement

“Kami tidak akan menghalangi dalam hal karantina tetapi lebih para perlindungan produsen agar barang yang dikirim terbebas dari organisme pengganggu tanaman [OPT]. Jangan sampai barang yang sudah diekspor dikembalikan oleh negara pemesan,” papar dia.

Diakui Banun, barecore kayu sengon baru pertama di Indonesia dan dikembangkan di Wonogiri. “Barecore yang lain sudah ada seperti barecore salak pondoh, benih pertanian dan sebagainya. Barecore efektif dan diperlukan negara Tiongkok, Taiwan dan negara-negara Eropa,” ujarnya.

Kepala Asosiasi Barecore Jateng, Winarno, menyatakan produk barecore merupakan usaha baru dan menjadi pendulang devisa cukup besar. Disebutkannya, di Indonesia tercatat 124 perusahaan barecore dengan kapasitas 4.000 kontainer per bulan.

Advertisement

“Nilai yang dari 4.000 kontainer itu 64,8 juta dolar AS atau senilai Rp9,072 triliun [US$1=Rp14.000]. Industri barecore merupakan industri padat karya. Selain menghasilkan devisa juga menyerap tenaga kerja. Satu mesin barecore menyerap tenaga kerja sebanyak 50 orang sedangkan saat ini baru ada 250 line mesin atau menyerap hampir 25.000 tenaga kerja.”

Direktur Utama PT NAP Wonogiri, Gunawan Wijaya, mengapresiasi keputusan Badan Karantina Pertanian yang menunjuk perusahaannya menjadi percontohan. “Pabrik Nagabhuana ini baru berjalan dua tahun hingga tiga tahun dengan produksi 100% ekspor ke AS dan Eropa. Produksinya berbahan sengon karena ramah lingkungan.”

Dijelaskannya, pabrik PT NAP Wonogiri memiliki luas enam hektare dengan target 300 kontainer/tahun. “Namun, sekarang ini baru terpenuhi 150 kontainer hingga 180 kontainer per tahun. Mudah-mudahan tahun berikut target tersebut bisa terpenuhi.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif