Jogja
Senin, 17 Agustus 2015 - 11:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Petani Diajak Gunakan Data BMKG Sebagai Patokan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo BMKG (Istimewa)

Pertanian Bantul diajak lebih memanfaatkan data pantauan BMKG untuk menentukan jenis tanaman yang akan ditanam.

Harianjogja.com, BANTUL – Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengajak petani berpedoman pada prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam menentukan musim tanam tanaman pangan.

Advertisement

“Banyak petani yang masih mempercayai ‘pranoto mongso’ (penentuan musim) dengan ‘ilmu titen’ (ilmu hafalan) dari sesepuh dulu, padahal saat ini musim sudah banyak berubah,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Minggu (16/8/2015).

Oleh sebab itu, pihaknya mengajak para petani berpedoman pada hasil perkiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, yang menurutnya sudah menggunakan teknologi modern dalam meramal cuaca tersebut.

“Pranoto mongso merupakan salah satu ilmu titen sesepuh kita yang dulu dalam kegiatan pertainan, namun sudah kami sikapi dengan teknologi modern, dalam hal pola tanam kita bekerja sama dengan BMKG,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan, dengan berpedoman pada BMKG dalam membaca musim sebelum memulai tanam menurutnya lebih baik dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan tanaman akibat perubahan atau fenomena cuaca.

Partogi mengatakan, seperti yang terjadi pada musim tanam periode ini, pihaknya memperkirakan ada beberapa wilayah di Bantul yang lahan pertanian berpotensi mengalami kekeringan akibat musim tanam oleh petani yang tidak direkomendasikan.

“Di Bantul memang ada daerah-daerah yang kami perkirakan akan mengalami kekeringan pada musim kemarau ini, karena selain lahan yang harusnya mengandalkan curah hujan, juga yang tidak direkomendasikan,” katanya.

Advertisement

Hanya saja, kata dia, sampai saat ini pihaknya bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul masih melakukan pemetaan sawah di wilayah mana yang berpotensi kekeringan karena ketersediaan air irigasi yang tidak cukup hingga panen.

“Kemarau ekstrim dampak ‘El Nino’ saat ini diprediksi lebih panjang dan kejam karena suhunya lebih tinggi dibanding 1997 lalu. Dan untuk lahan pertanian yang berpotensi kering, sedang kami hitung dan cari solusinya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif