Soloraya
Kamis, 6 Agustus 2015 - 00:45 WIB

KARTU KUNING : Pascalebaran, Pencari Kartu Kuning di Wonogiri Meningkat 50 Persen

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengurus kartu kuning di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Wonogiri, Selasa (4/8/2015). Pascalebaran, jumlah pencari kartu kuning meningkat daripada hari-hari biasa. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Kartu kuning di Wonogiri mengalami peningkatan sebesar 50persen.

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah pencari kartu kuning meningkat sekitar 50 persen pascalebaran. Mereka menggunakannya untuk bekerja di luar daerah.  Ruang untuk mengurus kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Wonogiri , Selasa (4/8/2015 ) siang, ramai. Meski tak ada antrean panjang, petugas sibuk melayani warga yang datang untuk mendapatkan kartu kuning.

Advertisement

Petugas fungsional pengantar kerja Disnakertrans Wonogiri, Djoko Sutrisno, mengatakan jumlah pencari kartu kuning pascalebaran meningkat cukup tajam. Pada hari-hari biasa, warga yang datang untuk mengurus kartu kuning hanya 20-30 orang/har. Dalam dua pekan terakhir, jumlahnya mencapai 70 orang/hari.

“Akhir-akhir ini jumlahnya 50-70 orang/hari. Meningkat cukup banyak dibanding hari-hari biasa,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (4/8/2015).

Sejak 20 Juli lalu, jumlah pencari kartu kuning mencapai 547 orang. Menurut Djoko, pencari kartu kuning sebagian besar lulusan SMK, lainnya lulusan SMA dan perguruan tinggi. Mereka kebanyakan akan mencari pekerjaan di luar Wonogiri. “Kebanyakan adalah Bekasi, Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya,” kata dia.

Advertisement

Warga ingin pekerjaan di luar kota dengan gaji tinggi. “Padahal biaya hidup di Jakarta dan sekitarnya cukup tinggi. Sebenarnya kami berharap agar masyarakat Wonogiri memanfaatkan lowongan kerja yang mulai terbuka di daerah,” kata dia.

Salah satu pencari kartu kuning, Azis, akan mencari kerja di Jakarta. Menurut warga Ngadirojo tersebut, upah di Jakarta lebih besar. “Pertimbangannya adalah upah. Kalau di sini [Wonogiri] saya kira hanya akan habis untuk kebutuhan sehari-hari, tidak bisa menabung,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif