Soloraya
Kamis, 30 Juli 2015 - 06:10 WIB

PILKADA SUKOHARJO 2015 : Berbeda Sikap, Martono Terancam Terdepak dari Fraksi PDIP

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkada langsung (JIBI/Dok)

Pilkada Sukoharjo 2015 diwarnai dengan perbedaan pendapat pengusungan cabub dan cawabub dari PDIP dan Nasdem.

Solopos.com, SUKOHARJO — Konstelasi politik di Sukoharjo menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) turut memanaskan suasana di parlemen. Hubungan PDIP dan Nasdem yang duduk di satu fraksi retak menyusul adanya perbedaan pengusungan cabup-cawabup.

Advertisement

Seperti diketahui, PDIP mengusung calon bupati (cabup) petahana, Wardoyo Wijaya, yang didampingi kader internal mereka, Purwadi. Pasangan Wardoyo-Purwadi diberi nama Wardi. Sedangkan Nasdem bersama Gerindra, PKS, dan Demokrat, mengusung Haryanto dan Agus Tri Raharjo (Harjo), meski akhirnya kandas. Hal itu karena Demokrat akhirnya berlabuh ke PAN dan PKB membentuk Koalisi Sukoharjo Makmur (KSM).

Anggota Fraksi PDIP dari Nasdem, Martono, saat dihubungi Espos, Rabu (29/7), mengonfirmasi adanya kerenggangan hubungan dengan PDIP. Keretakan itu muncul sebagai akibat dirinya yang sangat vokal mendukung Harjo. Puncaknya, saat rapat fraksi, Senin (27/7) lalu, dia menjadi “bulan-bulanan” legislator PDIP. Menurut Martono dalam rapat tersebut secara gamblang Sekretaris DPC PDIP yang juga anggota fraksi, Wawan Pribadi, memintanya membuat surat pernyataan untuk meletakkan jabatan Ketua Badan Legislasi (Banleg).

Permintaan itu disampaikan sebagai konsekuensi atas sikap Martono yang dianggap tidak sejalan dengan sikap DPIP. Martono menilai pemikiran PDIP itu kekanak-kanakan. Anggota Komisi IV DPRD itu mengatakan dirinya adalah utusan pimpinan Partai Nasdem. Sehingga, dirinya tidak bisa serta merta melaksanakan permintaan tersebut.

Advertisement

“Saya harus melaporkan dulu kepada pimpinan saya [Ketua DPD Nasdem Sukoharjo]. Kalau seperti itu belum dewasa namanya,” kata Martono.

Berdasar komunikasi dengan pimpinan Partai Nasdem, lanjut dia, kemungkinan besar dirinya dan satu rekannya, Supardiyanto, akan ditarik dari Fraksi PDIP. Menurut Martono langkah itu yang paling baik. Dia akan bergabung dengan fraksi yang menurutnya benar-benar melaksanakan fungsi kontrol. Hanya, dia masih enggan membeberkan akan bergabung dengan fraksi apa.

“Saya juga akan lebih nyaman jika bergabung dengan fraksi yang bersungguh-sungguh mengontrol pemerintahan, tidak main-main,” imbuh dia.

Advertisement

Terpisah, Wawan Pribadi, membenarkan ada rapat fraksi yang menyikapi soal sikap politik Martono. Rapat kala itu hanya sekadar menanyakan ketegasan sikap Martono yang secara jelas dinilainya tidak sejalan dengan PDIP.

“Hanya sebatas tanya, Anda anggota Fraksi PDIP perjuangan, dijawab ya. Garis fraksi seperti ini [mendukung Wardi], dijawab ya. Anda melenceng dari garis fraksi, dijawab ya. Lalu Anda akan mengambil sikap apa, hanya sebatas itu,” kata Wawan.

Saat dimintai konfirmasi terkait dirinya yang disebut meminta Martono membuat surat pernyataan untuk meletakkan jabatan Ketua Banleg, Wawan membantahnya. Dia mengatakan hanya meminta Martono menyatakan sikap secara tertulis, bukan meminta meletakkan jabatan. Tetapi, jika akhirnya dia mundur dari fraksi, Martono memang harus melepaskan jabatannya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif