Soloraya
Kamis, 23 Juli 2015 - 16:40 WIB

KISAH SUKSES PERANTAU : Inilah Kampung Radiator Wonogiri, 90% Warganya Tukang Servis Radiator Mobil

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua warga Dusun Sempon, Desa Malangsari sibuk menyelesaikan pesanan sparepart radiator disalah satu bengkel radiator milik warga setempat, Rabu (22/7/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Kisah sukses perantau Wonogiri datang dari warga Jatisrono. Mereka sukses membuka bengkel servis radiator di berbagai penjuru Indonesia.

Solopos.com, WONOGIRI — Warga Jatisrono, Wonogiri sukses membuka usaha bengkel servis radioator di berbagai pelosok Indonesia. Alhasil, kampung di Dusun Mangsari, Desa Pandeyan, Jatisrono lebih akrab disebut kampung radiator.

Advertisement

Gapura besar dengan ketinggian sekitar tiga meter berdiri tegak sebelah kanan jalan di pinggir Jl. Jatisrono-Wonogiri kilometer (Km) 24. Gapura masuk Dusun Malangsari, Desa Pandeyan, Jatisrono itu penuh dengan cat warna kuning dibagian kedua pondasinya.

Gapura itu dibangun dengan dana swadaya dari warga Dusun Malangsari dan sekitarnya yang sukses di daerah perantauan, sebagai tukang bengkel servis radiator di berbagai daerah di Indonesia. Gapura itu dibangun dengan dana senilai Rp40 juta.

Advertisement

Gapura itu dibangun dengan dana swadaya dari warga Dusun Malangsari dan sekitarnya yang sukses di daerah perantauan, sebagai tukang bengkel servis radiator di berbagai daerah di Indonesia. Gapura itu dibangun dengan dana senilai Rp40 juta.

Rabu (22/7/2015) sekitar pukul 12.30 WIB, Espos masuk ke Dusun Malangsari atau yang dikenal oleh warga setempat sebagai Kampung Radiator. Suasana desa terlihat lengang lantaran hampir semua warga sudah kembali ke daerah perantauan masing-masing untuk kembali bekerja sebagai tukang bengkel radiator mobil.

“Hampir 90% warga Dusun Malangsari merantau bekerja sebagai tukang servis radiator mobil,” ujar Karimin salah seorang sesepuh warga setempat saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Rabu.

Advertisement

Karimin menjelaskan sejarah banyak warga Jatisrono bekerja sebagai servis radiator mobil itu bermula ketika Supardi, 75, warga asli Jatisrono diajak bekerja oleh orang Belanda bernama Sarsen untuk bekerja di bengkel radiator mobil di Semarang tahun 1960.

Supardi selama dua tahun bekerja tidak digaji dan diberi makan oleh orang Belanda itu. “Baru setelah tahun 1963 dia [Supardi] memutuskan membuka usaha sendiri di daerah Pangapon Semarang dengan mempekerjakan warga Jatisrono,” jelas dia.

Dia mengatakan warga Jatisrono yang ikut bekerja di bengkel servis radiator mobil itu kemudian banyak yang memutuskan membuka usaha sendiri. Sampai akhirnya bengkel radiator itu menyebar seluruh Indonesia.

Advertisement

“Kalau mengetahui ada servis bengkel radiator di daerah lain, orang itu pasti warga Jatisrono, Wonogiri,” kata dia dengan tertawa lebar.

Perkembangan radiator di Jatisrono, kata dia, sampai sekarang sudah masuk sekitar lima generasi. Dia mengaku masuk sebagai generasi pertama yang membesarkan kampung radiator di Jatisrono. Kali pertama belajar tukang servis radiator bersama empat temannya. Guru yang mengajarkan pada saat itu adalah Pak Supardi yang sekarang masih hidup.

“Kami juga memiliki paguyuban bengkel radiator seluruh Indonesia. Jumlah anggota kami seluruh Indonesia sekitar 600 orang,” ujar dia yang membuka usaha bengkel radiator di Pasar Ngasem Yogyakarta sejak 1963.

Advertisement

Dia mengatakan bengkel radiator itu menyebar luas dengan cepat di Indonesia. Bahkan di Jatisrono dari satu dusun menyebar menjadi tujuh dusun yakni Sugihan, Sempon, Pandeyan, Cuwo, Kwangsan, Manggis, dan Panderejo. Pangsa pasar radiator, kata dia, sangat luas dan menjanjikan. Namun, generasi muda sekarang malu bekerja di bengkel radiator. “Kalau mereka tahu penghasilan sebagai tukang servis radiator mobil pastinya tertarik,” kata dia.

Tarif Servis

Dia menjelaskan tarif servis memperbaiki radiator mobil yang rusak senilai Rp150.000. Kalau yang rusak tutup radiator dan menganti yang baru, harganya Rp400.000 sampai Rp1 juta. Jumlah bengkel radiator di Jatisrono sebanyak 11 bengkel.

Warga lainnya, Wolo mengaku seiring berkembangnya tekonologi warga juga melakukan inovasi. Dulunya warga hanya menawarkan jasa servis radiator sekarang berkembang memproduksi sparepart radiator mobil

“Saya sebagai salah satu warga yang memilih memproduksi sparepart radiator. Permintaan sparepart radiator sangat luar biasa. Namun, karena keterbatasan alat sehingga tidak bisa memproduksi dalam jumlah banyak,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif