Soloraya
Sabtu, 6 Juni 2015 - 03:10 WIB

KEKERINGAN WONOGIRI : Pracimantoro Butuh 160 Tangki Air per Hari

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih untuk warga (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan Wonogiri mengancam beberapa wilayah. Pracimantoro merupakan wilayah paling banyak membutuhkan air yakni 160 tangki air/hari.

Solopos.com, WONOGIRI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri memetakan kebutuhan air bersih di delapan daerah rawan kekeringan di Wonogiri. Kebutuhan air paling banyak di Pracimantoro yakni 160 tangki air/hari.

Advertisement

Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan total kebutuhan air bersih di delapan kecamatan yang rawan kekeringan mencapai 488 tangki per hari. Delapan kecamatan rawan kekeringan itu yakni Giriwoyo, Nguntoronadi, Eromoko, Manyaran, Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro, dan Selogiri.

Sedangkan jumlah desa yang rawan kekeringan di delapan kecamatan ada 38 desa. “Di 38 desa itu, kekeringan mengancam 17.354 keluarga atau 61.169 jiwa,” kata Bambang saat ditemui Solopos.com seusai rapat koordinasi (rakor) penanganan bencana kekeringan di Kantor Pemkab Wonogiri, Jumat (5/6/2015).

Bambang menjelaskan menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jateng, kekeringan di Wonogiri dimulai awal Juni. Pracimantoro menjadi salah satu daerah di Wonogiri yang diprediksi mengalami kekeringan terparah dibandingkan daerah lainnya.

Advertisement

Di Pracimantoro ada sembilan desa yang rawan kekeringan dan 6.010 keluarga yang terancam krisis air bersih. Total air bersih yang dibutuhkan 6.010 keluarga itu mencapai 160 tangki/hari. Satu tangki berkapasitas 5.000-6.000 liter air.

Menurut perkiraan BPBD, kekeringan paling parah terjadi pada Agustus sampai Oktober. Pada saat itu, kebutuhan air bersih sedang tinggi-tingginya. “Kebutuhan air itu dihitung berdasarkan banyaknya desa, jumlah keluarga, dan jiwa,” papar dia.

BPBD akan bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta (PJT) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Giri Tirta Sari Wonogiri untuk pengiriman bantuan air bersih ke daerah rawan kekeringan itu. Pengiriman bantuan itu disesuaikan dengan permintaan masyarakat melalui pemerintah desa atau kecamatan.

Advertisement

Karenanya, Bambang meminta kepala desa dan camat di daerah rawan kekeringan selalu memantau dan mengawasi warga. Kalau sumber air sudah kering, mereka diminta langsung melapor ke BPBD agar segera dikirim bantuan air bersih.

Direktur PDAM Wonogiri, Sumarjo, siap membantu BPBD memberikan bantuan air bersih kepada warga di daerah rawan kekeringan. “Kami memiliki sumber mata air di sejumlah daerah di Wonogiri. Pengiriman air bersih dari PDAM baru bisa dilakukan kalau ada permintaan dari BPBD,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif