Soloraya
Jumat, 15 Mei 2015 - 02:10 WIB

Wonogiri Rawan Jadi Sarang Gerakan Radikal

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi antiradikal (Dok/JIBI/Solopos)

Gerakan radikal rawan terjadi di Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri termasuk daerah rawan menjadi sarang gerakan radikal di Jawa Tengah. Untuk mengantisipasi hal itu, Pemkab gencar menyosialisasikan bahaya paham gerakan radikal kepada warga dan anak sekolah.

Advertisement

Salah satunya digelar di Gedung Setda Pemkab Wonogiri, Rabu (13/5/2015). Kepala Subbidang (Kasubbid) Kewaspadaan Nasional Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, Purwanto, mengatakan munculnya gerakan radikal di Indonesia tidak bisa dibiarkan begitu saja. Gerakan radikal sangat mudah menyusupi generasi muda dengan memanfaatkan media sosial (medsos).

“Medsos paling sering digunakan para penganut paham radikal untuk menarik para pengikut,” ujar Purwanto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (14/5/2015).

Advertisement

“Medsos paling sering digunakan para penganut paham radikal untuk menarik para pengikut,” ujar Purwanto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (14/5/2015).

Secara geografis, Wonogiri berbatasan langsung dengan dua provinsi yakni Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) dan Jawa Timur. Selain itu juga berbatasan langsung dengan Sukoharjo yang selama ini dinilai sebagai daerah yang rawan menjadi sarang ideologi radikal.

“Wonogiri kami petakan sebagai daerah yang rawan dimasuki paham gerakan radikal. Dengan alasan itu kami memberikan pemahaman bahaya gerakan radikal bagi bangsa dan masyarakat,” kata dia.

Advertisement

“Kami tekankan kembali nilai falsafah negara seperti empat pilar kebangsaan yang meliputi Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD ‘45, dan NKRI kepada generasi muda,” papar dia.

Dia berharap ketika para generasi muda memahami benar arti pentingnya empat pilar kebangsaan itu, mereka dapat menolak tegas jika ditawari masuk kelompok radikal. Sosialisasi juga ditekankan bagaimana agama mengajarkan kedamaian, bukan dengan peperangan.

“Kami tegaskan radikalisme dan terorisme bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan dan pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat,” kata dia.

Advertisement

Kepala Kantor Kesbangpol Wonogiri, Sulardi, mengatakan seminar bertema Sehari Menangkal Paham Radikal dan Terorisme di Gedung Setda Wonogiri, Rabu, adalah perwakilan seluruh siswa di Wonogiri dan guru pembimbing.

“Seminar ini diharapkan dapat menjadi bekal para guru dan siswa dalam menangkal gerakan radikal di Wonogiri,” kata dia.

 

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif