Lifestyle
Senin, 11 Mei 2015 - 00:20 WIB

TUBERCULOSIS YOGYAKARTA : Kambuh, Biaya Pengobatan Cukup Besar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi TBC di Boyolali (Google/ medicastore.com)

Tuberculosis Yogyakarta, pasien yang kambuh membutuhkan biaya pengobatan lebih besar.

Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY, Daryanto Chadorie mengklaim upaya untuk menekan TBC dari sisi pengobatan terbilang tinggi, bahkan melampaui target.

Advertisement

“Target nasional 85 persen, tapi kita mencapai 86 persen,” katanya kepada Harianjogja.com belum lama ini.

Masalahnya, lanjutnya, angka penemuan penderita TBC masih rendah.

“Targetnya 70 persen, namun penemuan penderita baru 58 persen.”

Advertisement

Jika diangkakan, tersangka atau suspect TBC di DIY diduga ada sekitar 22.000, namun temuan yang positif kurang lebih 2000. Permasalahan lainnya adanya temuan penderita TBC yang tergolong MDR (multi drug resistance), karena tidak rutin melakukan pengobatan. Mereka biasanya hanya mengikuti pengobatan selama satu hingga dua bulan, begitu mereka merasa sembuh. Padahal,pengobatannya membutuhkan enam bulan.

Dan sekembalinya mereka ke rumah sakit saat kambuh, kondisi penyembuhannya tidak bisa disamakan dengan pasien TBC reguler, karena sudah kebal.

“Untuk sembuh bisa menghabiskan Rp200 juta sampai dua tahun,” katanya.

Advertisement

Ia menjelaskan, TBC disebabkan oleh wabah bakteri bernama Mycobacterium tubersulosis. Penyebabnya, bisa karena semakin rekatnya pemukiman di Jogja. Tercatat, kasus TBC terjadi di permukiman padat penduduk seperti Warungbroto, Umbulharjo, Bumijo, dan Tegalrejo. Rumah- rumah juga tidak disertai dengan sirkulasi udara yang dan terbatasnya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah.

“Padahal bakteri itu langsung mati ketika terkena sinar matahari,” ungkapnya.

Mereka yang positif menurutnya bermula dari balita, namun biasanya didiamkan. Orang tua hanya menganggapnya seperti flek biasa. ” Mulai sejak anak tak dirawat, sehingga begitu besar terkena TB baru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif