Soloraya
Minggu, 26 April 2015 - 01:45 WIB

BANJIR KLATEN : Sungai Boro Meluap, Air Genangi 3 Desa di Karangdowo

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pengendara motor melalui jalan penghubung antardesa di Jiwowetan, Wedi, Klaten, Minggu (23/2). Banjir yang terjadi pada Sabtu (22/2/2014) malam tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga menggenangi ratusan hektare lahan pertanian di Kabupaten Klaten. (Ayu A/JIBI/Solopos)

Banjir Klaten di Karangdowo disebabkan oleh Sungai Boro yang meluap.

Solopos.com, KLATEN – Sungai Bloro yang merupakan anak Sungai Dengkeng meluap akibat hujan lebat, Jumat (24/4). Luapan air tersebut membanjiri tiga desa di Kecamatan Karangdowo, yakni Desa Bakungan, Desa Kupang, dan Desa Karangwungu

Advertisement

Warga Dukuh Gunung Wijil RT002/RW 001, Desa Kupang, Kecamatan Karangdowo, Parwoto, 45, menuturkan luapan air Sungai Bloro masuk ke pemukiman warga pada Jumat (24/4/2015) pukul 21.00 WIB. Tinggi air yang mencapai lutut orang dewasa masuk ke dalam rumah dan menggenangi lahan persawahan.

Dua pedukuhan di Desa Kupang, yakni Dukuh Gunung Wijil dan Dukuh Jaten, menderita dampak paling parah. Pemukiman warga di dua dukuh yang dilewati Sungai Bloro tersebut hampir semuanya terendam banjir. Selain masuk ke dalam perumahan warga, banjir juga menggenangi sebuah sekolah selama lima jam. “Banjir ini merupakan yang terbesar. Dulu tahun 2013 pernah, tapi tidak sebesar ini,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Sabtu (25/4/2015).

Menurut keterangan warga Dukuh Jetakan RT 004/RW 002, Suripno, 47, banjir yang menggenangi lahan persawahan tidak merusak tanaman. Air tidak sampai menggenangi lama sehingga tidak merusak tanaman. “Kebetulan sebagian tanaman padi sudah dipanen beberapa waktu lalu,” ucapnya.

Advertisement

Bantuan Warga

Camat Karangdowo, Agus Suprapto, mengatakan semua warga mendapat bantuan dari tim searc and rscue (SAR), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Kepolisian, dan tenaga medis.

Saat ditanya berapa jumlah kerugian akibat banjir Agus tak merinci. Namun, banjir telah menyebabkan air memasuki area persawahan seluas 42 hektar. Sebagian banjir sempat menggenangi area persawahan padi yang belum dipanen. Sebagian lagi merusak benih padi yang siap tanam.

Advertisement

“Tak ada kerugian akibat banjir ini. Hanya sejumlah lahan yang siap ditanami padi menjadi diundur. Bibit padi yang sudah siap tanam rusak,” jelas dia saat ditemui Solopos.com.

Agar tidak terkena dampak lebih besar, kata Agus, masyarakat disiagakan apalagi kondisi cuaca masih ekstrim. “Kami sampaikan agar situasi darurat, supaya siap siaga untuk evakuasi. Masyarakat diwaspadakan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan banjir telah menyebabkan banjir di 10 desa di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Juwring dan Karangdowo, serta Pedan. Tinggi air hingga mencapai 2 meter. Di Kecamatan Juwiring banjir menggenangi Desa Ketitang dan Desa Jetis. Sedangkan di Kecamatan Pedan banjir menggenangi Desa Kaligawe.

Pantauan Espos hingga Sabtu (25/4), warga masih sibuk membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah dan jalan desa. Sejumlah warga juga berkerja bakti dengan bantuan tim dari BPBD. Kendati demikian aktivitas warga masih normal seperti biasa.

Advertisement
Kata Kunci : Banjir Klaten
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif