Soloraya
Minggu, 12 April 2015 - 15:00 WIB

DEMAM BATU AKIK : Inilah Giok Eromoko Asli Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bahan baku batu akik jenis giok Wonogiren yang ditemukan di Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. Foto diambil, Sabtu (11/4/2015). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Demam batu akik terus bertahan. Di Wonogiri, masyarakat makin mengenal batu giok dari Eromoko.

Solopos.com, WONOGIRI — Batu Giok atau batu hijau asal Kecamatan Eromoko, Wonogiri, ditampilkan di ajang pameran batu mulia di halaman GOR Giri Mandala, Wonogiri. Jenis batu akik itu melengkapi temuan batu mulia asli Wonogiri seperti jenis fire opal, calsedon, dan lain-lain.

Advertisement

Pameran digelar oleh Paguyuban Batu Mulia (Baturi) Wonogiri selama tiga hari sejak Jumat hingga Minggu (10-12/4/2015). Pemilik stan Eromoko Gemstone, Teguh “Kenthut” ditemui Solopos.com di lokasi pameran, Sabtu (11/4/2015) malam bercerita, batu giok tersebut diketahui pada dua bulan lalu pada Februari lalu.

Diakuinya, warna hijau pada giok Eromoko tidak seperti giok Tiongkok, Birma atau Tibet. “Batu giok ditemukan di salah satu desa di Kecamatan Eromoko. Bahan cukup banyak tetapi belum diangkat semua.”

Warna giok asal Kecamatan Eromoko ini hijau muda. Bahan baku dijual senilai Rp50.000 hingga Rp75.000 tergantung ukuran bahan. Sedangkan giok yang sudah diasah dan tinggal mencarikan emban atau cincin, dijual senilai Rp250.000-Rp400.000 tergantung diameter batu akik.

Advertisement

Teguh mengatakan, giok Eromoko bisa dibuat gilap selama kabut yang ada mampu dihilangkan. Teguh tak menyebutkan berapa berat bahan batu yang ditemukan di salah satu desa di Kecamatan Eromoko.

“Awal, warna giok Eromoko hijau keputih-putihan tetapi lama kelamaan menjadi hijau muda. Memang, warna giok Eromoko tidak sehijau giok Tiongkok atau Birma namun bisa digilapkan atau cling,” ujarnya.

Dijelaskannya, giok atau jade adalah sejenis batu permata hijau. Diakuinya, giok Eromoko belum diteliti kandungan serat dan kekerasan bebatuan. Walau demikian, Teguh mengklaim giok Eromoko mengandung magnesium, besi, potesion yang menjadi unsur-unsur di dalam batu giok. “Keistimewan batu giok adalah ketahanan dan kekerasan kuat sehingga tidak mudah pecah dan anti gores.

Advertisement

Catatan Espos, triwulan pertama tahun ini, pameran batu mulia atau batu akik marak di Wonogiri sudah berlangsung empat kali. Baturi menggelar dua kali di GOR Giri Mandala, Wonogiri, kemudian di Kecamatan Jatisrono dan disusul Kecamatan Purwantoro. Pameran serupa dijadwalkan akan dilangsungkan lagi pada pekan pertama Mei mendatang berbarengan dengan peringatan Hari Jadi Wonogiri.

Pameran batu mulia kali ini, pengunjung menyerbu stan emban atau cincin. Penjaga stan emban atau cincin, Bambang ditemui di lokasi pameran mengaku, mampu menjual emban senilai Rp80 juta sehari. Hasil itu dia peroleh di Pacitan, Jawa Timur.

“Di Pacitan ada Pasar Tangkluk. Pasar tersebut setiap hari pasaran Kliwon menjadi hari batu akik karena hampir semua perajin batu mulia menjual batu akik. Buka pasar pagi hari dan tutup pukul 07.00 WIB. Kami ikut menjual cincin di Tangkluk dan hasilnya bagus.”

Di pameran GOR Giri Mandala, Wonogiri kali ini, Bambang menyatakan selama dua hari mampu menjual 100 kodi cincin aneka jenis. Satu kodi berisi 20 biji sehingga berjumlah sekitar 2.000 buah cincin. Harga per biji emban dia jual berkisar Rp35.000 hingga Rp70.000. Diakuinya, dirinya tidak membuka kios di rumahnya tetapi berjualan nomaden mengikuti jadwal pameran.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif