Soloraya
Jumat, 13 Februari 2015 - 01:00 WIB

KASUS HIV/AIDS : Pengidap HIV Asal Baturetno Wonogiri Meninggal Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

Kasus HIV/AIDS di Wonogiri memakan korban baru. Seorang pengidap HIV asal Baturetno, Wonogiri, meninggal dunia.

Solopos.com, WONOGIRI — Seorang penderita penyakit HIV berjenis kelamin perempuan bernama berinisial Ftr, 30, asal Kecamatan Baturetno meninggal dunia, Rabu (11/2/2015) malam hari. Ftr sempat menjalani rawat inap di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri selama delapan hari.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (12/2/2015) menyebutkan Ftr dinyatakan positif menderita penyakit HIV setelah melakukan tes voluntary conseling test (VCT) di RSUD dr SMS Wonogiri. Lantaran kondisinya kritis, Ftr menjalani rawat inap di rumah sakit.

Setelah kondisinya membaik, Ftr diperbolehkan pulang namun harus tetap meminum obat setiap hari. Namun, setelah setiba di rumah kondisi Ftr malah semakin kritis. Dia mengembuskan nafas terakhir di rumahnya.

Kabid Pelayanan Medik RSUD dr SMS Wonogiri, Adi Dharma, mengatakan semestinya Ftr harus menjalani pengobatan antriretroviral (AVR) pada Kamis. Pengobatan AVR dilakukan untuk menekan virus HIV di dalam tubuh manusia. Pengobatan AVR dilakukan bagi penderita HIV kategori akut.

Advertisement

“Harusnya sekarang Ftr melakukan kontrol dan pengobatan AVR di rumah sakit. Namun, tadi malam [kemarin] dia meninggal dunia,” katanya saat ditemui Solopos.com di RSUD dr SMS Wonogiri, Kamis.

Biasanya, penderita HIV yang melakukan pengobatan AVR di RSUD dr Moewardi, Solo. Mereka masih merasa malu apabila melakukan pengobatan di rumah sakit di daerah asalnya.

Berdasar keterangan keluarga Ftr, dia mempunyai seorang anak. Anak Ftr juga telah melakukan tes darah untuk memastikan apakah terjangkit penyakit HIV atau tidak. Hasilnya, anak Ftr dinyatakan negatif penularan penyakit HIV. “Kami tetap berkoordinasi dengan pihak RSUD dr Moewardi, Solo lantaran ada penderita HIV asal Wonogiri yang melakukan pengobatan di rumah sakit itu,” papar dia.

Advertisement

Lebih jauh, dia menjelaskan pola penularan penyakit HIV di Wonogiri tidak berubah. Mayoritas penderita HIV di Wonogiri merupakan para perantau atau kaum boro. Mereka melakukan hubungan seks bebas di daerah perantauan sehingga tertular virus HIV. “Tidak ada lokalisasi di Wonogiri. Sebagian besar penderita penyakit HIV merupakan kaum perantau atau kaum boro.”

Di sisi lain, Kabid Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Wonogiri, Supriyo Heriyanto, membenarkan adanya penderita HIV di Kecamatan Baturetno yang meninggal dunia. Dia telah berkoordinasi dengan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Baturetno untuk mengantisipasi penularan penyakit HIV.

Berdasarkan data DKK Wonogiri, total jumlah penderita penyakit HIV di Wonogiri sebanyak 183 orang. Saat ini, hanya 90 orang yang masih bertahan hidup. “Penderita penyakit HIV meninggal dunia kali terakhir pada tahun lalu. Sekarang masih ada sekitar 90 orang yang masih hidup,” kata dia.

Pihaknya akan mengoptimalkan warga peduli aids (WPA) yang terdapat di setiap desa. Mereka menjadi ujung tombak penanggulanga penyakit HIV/AIDS di wilayahnya masing-masing. Permasalahannya, tak semua desa di Kota Gaplek mempunyai WPA.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif