Kerusakan infrastruktur jembatan ambrol terjadi di Pare-Keloran Wonogiri.
Solopos.com, WONOGIRI — Akses penghubung Desa Pare dan Desa Keloran, Kecamatan Selogiri, Wonogiri putus akibat kerusakan infrastruktur jembatan penghubung dua desa tersebut saat hujan lebat, Jumat (6/2/2015).
Pantauan Solopos.com di lokasi kejadian, Minggu (8/2/2015), jembatan sepanjang delapan meter itu ambrol hingga mengakibatkan lubang menganga berdiameter sekitar empat meter di tengah jembatan. Jembatan itu selama ini menjadi akses penghubung utama Desa Pare dengan Desa Keloran.
Saat kejadian, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Selogiri dan sekitarnya. Derasnya hujan mengakibatkan air sungai meluap. Tak berapa lama kemudian, jembatan penghubung antarwilayah itu ambrol. Untungnya, tidak ada pengguna kendaraan bermotor yang melewati jembatan itu saat kejadian.
Saat kejadian, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Selogiri dan sekitarnya. Derasnya hujan mengakibatkan air sungai meluap. Tak berapa lama kemudian, jembatan penghubung antarwilayah itu ambrol. Untungnya, tidak ada pengguna kendaraan bermotor yang melewati jembatan itu saat kejadian.
Kepala Desa Pare, Kecamatan Selogiri, Sugeng, mengatakan kondisi jembatan itu memang rawan ambrol lantaran salah satu fondasinya sudah retak. Saat kejadian, air sungai meluap. Imbasnya, fondasi jembatan tergerus arus sungai yang mengalir deras.
“Fondasi jembatan retak di beberapa bagian. Saat kejadian hujan yang turun sangat lebat. Fondasi jembatan tidak bisa menahan gerusan arus sungai,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di lokasi kejadian, Minggu (8/2/2015).
Kini, warga setempat terpaksa mengambil jalan memutar sejauh 1,5 kilometer (km) hingga 2 km setelah jembatan itu ambrol. “Tidak ada warga yang terisolasi lantaran masih ada jembatan lainnya. Namun mereka harus mengambil jalan memutar yang membutuhkan waktu lebih lama,” ujar Sugeng.
Sebenarnya, lanjut Sugeng, ada jembatan cadangan dari bambu dan kayu. Jembatan itu terletak hanya beberapa meter dari jembatan utama. Namun, jembatan cadangan itu tak luput dari terjangan arus sungai. Bambu dan kayu jembatan itu ikut hanyut terbawa arus.
Seorang warga RT 002/RW 006 Dusun Susukan, Desa Pare, Mariman, mengatakan tanda-tanda ambrolnya jembatan terdeteksi beberapa bulan lalu. Selain retak, fondasi jembatan sudah agak miring. Warga sudah khawatir apabila arus sungai cukup deras, fondasi jembatan itu bakal ambrol. Ternyata kekhawatiran warga terjadi Jumat (6/2/2015) lalu.
Dia meminta instansi terkait segera memperbaiki jembatan itu. “Kalau bisa perbaikan jembatan dilakukan secepatnya sehingga warga tidak perlu memutar terlalu jauh untuk sampai ke seberang sungai. Warga juga siap membantu dan bekerja bakti,” kata terkait kerusakan infrastruktur jembatan di Selogiri.