Solopos.com, WONOGIRI–Sebanyak 119 pelajar sekolah dasar (SD) di Kecamatan Eromoko, Wonogiri diduga keracunan makanan yang dijajakan di sekolah. Jajanan dimaksud yakni es. (Baca Juga: 119 Siswa SD Keracunan)
Ke-119 pelajar itu tersebar di empat SD di Desa Pasekan dan Desa Pucung, kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Bojong, Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Dugaan keracunan makanan terindikasi pada Rabu (5/11/2014). Pihak sekolah di empat SD kaget karena banyak siswanya tak masuk sekolah.
Faqih siswa SDN Pucung mengaku membeli es yang dijajakan di sekitar sekolahan. Faqih memberli es jenis tiptop pada Senin namun kondisi tubuh melemah pada Senin malam.
Faqih siswa SDN Pucung mengaku membeli es yang dijajakan di sekitar sekolahan. Faqih memberli es jenis tiptop pada Senin namun kondisi tubuh melemah pada Senin malam.
Hal sama disampaikan Sukatmo, 40. warga Dusun Tejosari, Desa Pucung, Kecamatan Eromoko bercerita, es tiptop yang dibeli anaknya bernama Oktavianus senilai Rp500.
Jenis es tersebut terdapat kayu sebagai pegangan dan dicelupkan ke rasa cokelat atau rasa susu saat dibeli pembeli.
Kepala Desa Pucung, Asfari dan Kepala Desa Pasekan, Suyanto ditemui terpisah meminta pihak sekolah melarang anak didik membeli makanan yang tidak steril.
“Membeli makanan di kantin silahkan saja tetapi sementara waktu tidak diperbolehkan membeli makanan yang tidak steril,” ujar Asfari.
Terpisah, Kepala DKK Wonogiri, Widodo mengaku sudah mendapat laporan peristiwa dugaan keracunan yang menimpa puluhan siswa.
“Tim sudah turun ke lapangan untuk melakukan investigasi. Hasil sementara terdapat 89 anak yang menderita diare di tiga SD. Penderita terserang diare setelah membeli es tiptop. Sebagian siswa yang opname sudah membaik,” jelasnya.
Camat Eromoko, Danang Erwanto dan Kapolsek Eromoko, Iptu Subroto yang turun ke lokasi menjelaskan, indikasi keracunan makanan pelajar di empat SD terjadi karena gejalanya sama, yakni pusing, muntah dan berak.
“Kami sudah minta tim medis melakukan penelitian terhadap jenis makanan yang dijual di sekolah-sekolah,” ujar Danang.