Soloraya
Selasa, 28 Oktober 2014 - 04:10 WIB

PENCEMARAN PUTRI CEMPO : DKK Karanganyar Periksa Kelayakan Air dan Udara Plesungan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepulan asap di TPA Putri Cempo, Solo yang berlokasi berbatasan dengan wilayah Karanganyar (Dok/JIBI./Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR— Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar lakukan uji kelayakan air dan udara di wilayah permukiman warga Plesungan yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Senin (27/10/2014).

Warga mengaku keberadaan TPA tersebut telah mencemari lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Karanganyar, Fatkul Munir, sempel air diambil dari empat sumur warga yang berada di sekitar TPA Putri Cempo, seperti di daerah Sulurejo.

Advertisement

“Ada empat titik yang kami ambil [sample]. Nanti akan kami lihat kandungan bakteri maupun kimiannya,” terang dia saat ditemui di Sulurejo, Plesungan, Senin.

Sementara untuk uji kualitas udara, DKK Karanganyar bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS). Pengujian udara juga dilakukan di Sulurejo.

Advertisement

Sementara untuk uji kualitas udara, DKK Karanganyar bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS). Pengujian udara juga dilakukan di Sulurejo.

“Memang berdasarkan pengakuan warga, kondisi di sini [daerah sekitar TPA Putri Cempo] sudah tidak nyaman. Kalau kami lihat memang seperti itu kondisinya. Ini sudah tidak layak untuk permukiman,” ujar dia.

Menurutnya hasil uji kelayakan udara dan air tersebut akan dilaporkan kepada Bupati Karanganyar, sebagai pejabat penentu kebijakan.

Advertisement

<b>Data Warga</b>
Saat ini DKK juga sudah mendata warga Plesungan yang tergolong rawan terserang penyakit. Misalnya saja anak-anak, bayi, dan warga lanjut usia (lansia). Di Sulurejo sendiri terdapat 73 balita (bayi di bawah lima tahun), 1 bayi, 68 lansia, dan 188 siswa atau santri.
Sedangkan di Jengglong terdapat 19 balita, 11 bayi, dan 15 lansia. Di Malangrejo terdapat 31 balita, 13 bayi, dan 11 lansia.

“Ini akan kami pantau. Mulai hari ini kami amati kaitannya dengan penyakit, ISPA [Infeksi Saluran Pernapasan Akut] terutama. Seminggu sekaliakan kami amati seperti apa perkembangannya,” terang dia.

Pemantauan tersebut akan dilakukan DKK selama dua bulan ke depan. Jika memang terjadi masalah, akan segera dilakukan penanganan lebih lanjut.

Advertisement

Sementara itu salah satu warga RT 005/RT 009 Sulurejo, Sukamto, mengatakan pada sore hari kawasan tempat tinggalnya akan tertutup asap yang berasal dari TPA Putri Cempo yang terbakar.

“Tidak seperti asap biasa, ini bau. Bikin sesak kalau lama-lama menghirupnya,” terang dia, Senin.

Tak sedikit warga yang memilih untuk mengungsi ke tempat lain untuk menghidari asap tersebut. Warga mengaku sudah melaporkan kondisi tersebut kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar. Namun hingga kini belum ada tindakan yang berarti.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif