Soloraya
Senin, 28 Juli 2014 - 04:02 WIB

PETUGAS LEBARAN : Demi Tugas, AKP Suwono Rela 7 Tahun Tak Mudik

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - AKP Suwono (JIBI/Solopos/Ivan Andimuhtarom)

Solopos.com, SOLO–Sudah tujuh tahun AKP Suwono tak pulang kampung ke kampung halamannya di Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.

Panggilan tugas mengamankan kelancaran arus mudik dan arus balik di Kabupaten Wonogiri membuat lelaki yang kini menjabat sebagai Kapolsek Wonogiri Kota itu harus rela mengorbankan waktu demi melayani masyarakat.

Advertisement

Pada momentum Operasi Ketupat Candi 2014 dalam rangka pengamanan Lebaran tahun ini, AKP Suwono dipercaya menjadi Kepala Pos Pelayanan (Posyan) I Wonogiri.

Dalam tugasnya itu, ia bersama 10 orang personel kepolisian, 3 personel TNI, 3 personel kesehatan, 4 personel Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Wonogiri, 2 linmas, dan beberapa personel lain berjaga di Jl. Jend. Sudirman atau di depan Pasar Kota Wonogiri.

“Tugas kami yang utama adalah mengatur arus lalu lintas agar lancar dan menjaga kondusifitas sekitar pasar,” ungkap dia saat ditemui solopos.com di Posyan I Wonogiri, Minggu (27/7/2014).

Advertisement

Keluarga lelaki berusia 51 tahun itu sadar betul dengan tugasnya. Oleh karenanya, keluargalah yang datang ke Wonogiri karena AKP Suwono tak bisa pulang kampung.

“Biasanya keluarga yang datang ke Wonogiri,” ujarnya.
Namun, pengalaman tak dapat mudik saat pengamanan Lebaran bukanlah hal baru baginya. Sejak bertugas di Poltabes Semarang pada 1986, ia selalu dilibatkan dalam pengamanan Lebaran. Saat ditugaskan ke daerah lain seperti Brebespun, hal yang sama selalu dialaminya.

Di Wonogiri, Operasi Ketupat Candi 2014 berlangsung selama 16 hari mulai Selasa (22/7) dan berakhir pada Rabu (6/8). Namun, khusus di Wonogiri, kebijakan pengamanan bisa berlanjut hingga beberapa hari setelahnya karena kebiasaan wisatawan yang memadati Waduk Gajah Mungkur pada liburan Lebaran.

Advertisement

Meski demikian, ia mengaku merasa senang saat bertugas karena dapat berbaur dengan rekan-rekan dari instansi lain di Wonogiri. Sementara sisi duka yang kadang membayangi adalah terjadinya kasus pencopetan atau gendam di sekitar lokasi ia berjaga.

“Seperti yang terjadi pada awal Operasi Ketupat Candi 2014 lalu, ada satu kasus pencopetan di pasar. Saat itu kami memang baru persiapan. Setelah kejadian itu, kami melakukan pembinaan di dalam pasar. Hingga sekarang, tak ada kasus pencopetan lagi. Apalagi, kami juga menempatkan personel reserse dan intel di pintu masuk utara dan selatan,” paparnya.

Ia berharap, dengan pengamanan dan pelayanan itu, masyarakat menjadi lebih nyaman selama berbelanja dan beraktifitas lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif