Soloraya
Sabtu, 12 Juli 2014 - 22:00 WIB

Disdik Wonogiri Imbau Pelaksanaan MOS Sebaiknya Bernuasa Religius

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, WONOGIRI–Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri menghimbau agar setiap sekolah melaksanakan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) jenjang SMA dan sederajat bernuansa religius. Pasalnya, pelaksanaan MOS bertepatan dengan bulan suci Ramadhan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri, Siswanto, mengatakan sesuai jadwal akademik tahun ajaran 2014/2015, MOS jenjang SMA dan sederajat dilaksanakan selama tiga hari mulai Senin-Rabu (14-16/7/2014) mendatang. Lantaran, saat ini masih bulan puasa maka pelaksanaan MOS harus bernuansa religius. “Tak boleh ada unsur kekerasan terhadap siswa baru saat pelaksanaan kegiatan MOS. Sebaiknya, MOS diisi dengan kegiatan-kegiatan bernuansa religius karena masih bulan puasa,” katanya kepada solopos.com, Sabtu (12/7/2014).

Advertisement

Kegiatan MOS diminta dilaksanakan di dalam kelas lantaran para siswa baru beragama Islam menjalankan ibadah puasa. Selain itu panitia MOS dilarang melakukan aksi kekerasan terhadap para siswa baru. Pelaksanaan MOS difokuskan sebagai kegiatan untuk mengenalkan para siswa baru terhadap lingkungan sekolahnya.

Pihaknya telah menyosialisasikan aturan pelaksanaan MOS kepada para pengurus sekolah di Kota Gaplek. Dia menekankan agar pelaksanaan MOS jauh dari aksi perpeloncoan apalagi kekerasan fisik. “Di setiap pertemuan sudah kami sampaikan aturan main pelaksanaan MOS. Apalagi, sekarang masih bulan puasa jadi semestinya diisi dengan kegiatan religius,” terang Siswanto.

Apabila ada panitia MOS yang terbukti melakukan aksi perpeloncoan maka pihaknya tak segan-segan memberikan sanksi tegas. “Kegiatan MOS dilaksanakan agar para siswa baru mengenal lingkungan sekolah sehingga mereka dapat beradaptasi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).”

Advertisement

Di sisi lain, Kabid SMK Disdik Wonogiri, Tunggal Widodo, menyatakan pihaknya telah mewanti-wanti agar panitia MOS tidak melakukan aksi perpeloncoan terhadap para siswa baru. Atribut MOS yang dipakai para siswa baru tak boleh yang aneh-aneh.

Pihaknya berjanji akan memantau pelaksanaan MOS selama tiga hari di setiap sekolah. “Atribut yang dipakai siswa baru jangan yang aneh-aneh misalnya diwajibkan memakai tas dari kantong semen bekas. Kegiatan MOS harus diisi dengan kegiatan positif pada bulan puasa,” tegas Tunggal.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif