Soloraya
Minggu, 6 Juli 2014 - 15:47 WIB

KEKERINGAN WONOGIRI : Giritontro Mulai Krisis Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Wonogiri (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, WONOGIRI– Kekeringan mulai terjadi di sejumlah wilayah di Wonogiri. Krisis air bersih merambah lima desa di Kecamatan Giritontro pada musim kemarau. Para warga terpaksa membeli air bersih yang dipasok dari mobil tangki air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Minggu (17/6/2014) menyebutkan sebagian besar warga di wilayah Giritontro mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, memasak dan mencuci. Mereka terpaksa membeli air bersih yang dipasok dari mobil tangki air. Harga satu tangki air bersih bervariasi berkisar antara Rp70.000-Rp150.000.

Advertisement

Camat Giritontro, Joko Waluyo, mengatakan kelima desa tersebut yakni Jatirejo, Pucanganom, Ngargoharjo, Tlogosari dan Tlogoharjo. Daerah tersebut menjadi langganan bencana kekeringan selama musim kemarau. Para warga terpaksa mengandalkan pasokan air bersih dari mobil tangki air.

“Para warga kesulitan mendapatkan air bersih sejak sebulan lalu. Memang daerah langganan bencana kekeringan saat musim kemarau,” katanya saat dihubungi Solopos.com.

Mayoritas warga di wilayah Giritontro mempunyai bak penampungan air berukuran besar. Bak tersebut berfungsi untuk menampung air hujan di setiap rumah penduduk. Para warga menyimpan air hujan di dalam bak dan digunakan saat musim kemarau.

Advertisement

Tampung Air Hujan
Saat ini, air hujan di dalam bak penampungan mulai menipis. Bahkan, sebagian besar bak penampungan air sudah kering. Sehingga, para warga terpaksa mengandalkan pasokan air bersih dari mobil tangki air. “Ukuran bak penampungan air cukup besar seperti kolam ikan. Sekarang mulai menipis bahkan ada yang sudah kering,” papar dia.

Sebenarnya, lanjut Joko, ada beberapa sumber mata air di Kecamatan Giritontro namun hanya dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih di dusun setempat. Karena itu, pihaknya berharap ada bantuan air bersih atau dropping air bersih untuk para warga di Giritontro.

“Belum ada dropping air bersih. Kasihan warga kesulitan mendapatkan air bersih apalagi menjelang perayaan Lebaran.”

Advertisement

Di sisi lain, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Muhammad Ainur Ridho, menyatakan pihaknya lebih memrioritaskan solusi permanen untuk mengatasi bencana kekeringan di wilayah Wonogiri bagian selatan selama musim kemarau.

Solusi permanen tersebut antara lain pembangunan jaringan pipanisasi dari sumber mata air ke permukiman penduduk. Tak hanya itu, proyek pengeboran sumber mata air Banyutowo di Paranggupito harus dilanjutkan untuk mengatasi bencana kekeringan.

“Lebih baik mengembangkan pipanisasi air dan melanjutkan proyek Banyutowo daripada melakukan dropping air bersih. Toh, sama-sama mengeluarkan anggaran yang besar,” pungkas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif