Soloraya
Sabtu, 5 Juli 2014 - 05:49 WIB

PILPRES 2014 : Sore Ini Doa Bersama Indonesia Damai di Pelataran Museum Radya Pustaka

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi seruan tetap berteman kendati Pilpres 2014 memanaskan suhu negeri (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Masa kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 tinggal selangkah lagi berakhir. Masifnya dukungan sejumlah pihak kepada salah satu peserta pemilu membuat bangsa ini seolah terbelah. Melihat gelagat suhu politik yang terus meninggi tersebut, koreografer Mugiyono Kasido tergerak menggagas acara Doa Bersama Indonesia Damai.

Kegiatan yang turut mengundang sejumlah seniman panggung seperti koreografer Daryono, Wahyu Santoso Prabowo, hingga komposer Danis Sugiyanto, tersebut digelar di pelataran Museum Radya Pustaka, Solo, Sabtu (5/7/2014), pukul 15.00 WIB-17.00 WIB.

Advertisement

Mugiyono Kasido mengungkapkan ide menggelar doa bersama ini lahir setelah dirinya mendengar gerundelan dari rekan sesama seniman di sejumlah kota di Indonesia terkait memanasnya masyarakat gara-gara pilpres. “Saya ngobrol politik bersama teman di Jogja, Jakarta, dan kota lainnya, rasanya kami gelisah dan ingin menggelar doa untuk kedamaian dan ketenteraman Indonesia saat dan pascapemilu,” jelas seniman yang akrab disapa Mbah Mugi ini saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/7/2014),

Mbah Mugi menilai pertarungan pada pilpres yang hanya melibatkan dua pasangan capres-cawapres kali ini terbilang panas. “Ibaratnya adu atep karena hanya dua pasang calon. Kami ingin Indonesia tetap damai. Jangan sampai terulang kembali Babad Giyanti dan peristiwa 1998. Lewat acara tolak sangkala ini, mudah-mudahan Indonesia enggak ada apa-apa nantinya,” harapnya.

Menurut Mbah Mugi, konsep acara doa bersama Indonesia damai tersebut bakal melibatkan semua elemen masyarakat lintas agama. “Semuanya kami undang. Ada yang berdoa dengan agamanya, menari, nembang, dan mantra. Kami bebaskan. Yang penting netral karena acara ini tidak boleh membawa atribut parpol mana pun. Hak politik silakan ditunjukkan di TPS,” imbuhnya.

Advertisement

Disinggung mengenai pemilihan waktu di masa jelang hari tenang, penggagas tarian fenomenal Kabar Kabur itu menjawab masa-masa tersebut menjadi momentum yang penting dalam menentukan dampak pesta demokrasi Rabu (9/7/2014) mendatang. “Jelang pencoblosan kami ingin membawa energi kedamaian. Semoga kegiatan ini bisa berimbas pada pemilu dan masa rekapitulasi yang tensinya biasanya masih cukup tinggi. Mudah-mudahan bisa damai selalu,” pungkasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif