Lifestyle
Sabtu, 7 Juni 2014 - 04:41 WIB

INFO MEDIS : Pakar Gizi Tolak Plaque Therapy Atasi Jantung Koroner

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedelai (Westchasesmiles.com)

Solopos.com, SOLO — Menyandang titel penyakit yang secara statistika tercatat sebagai salah satu pembunuh utama pria dewasa, tentu saja jantung koroner ditakuti. Pelbagai pengobatan alternatif pun bermunculan dari tabib hingga tenaga medis yang memiliki gelar dokter, salah satunya plaque therapy.

Terapi plak pembuluh darah kloroner yang memanfaatkan produk generik dari ekstrak kedelai ini cukup banyak diunggah di Internet. Nyatanya, tawaran terapi itu dibantah pakar gizi dari Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Diffah Hanim.

Advertisement

Saat diwawancarai Solopos.com beberapa waktu lalu, Diffah Hanim dengan tegas menyatakan klaim bahwa kedelai mampu meluruhkan plak tidaklah benar. Menurutnya, plak dalam jantung koroner terdiri atas timbunan lemak dan beberapa zat kurang baik lainnya. Sementara, dalam kedelai segar terkandung lemak dan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga sangat tidak mungkin jika fungsinya meluruhkan lemak dalam plak.

Keberadaan kedelai, menurut Diffah Hanim justru bakal menambah unsur lemak dalam tubuh yang fungsinya sebagai cadangan makanan. Kecuali, lanjut Diffah, jika kedelai dikonsumsi dalam bentuk ekstrak, kemungkinan bisa digunakan sebagai antioksidan serta melindungi sel dari efek radikal bebas.

Dengan adanya antioksidan, kerusakan siklus dalam peredaran darah bisa diperbaiki. Namun, tidak berlaku pada peluruhan plak. “Memungkinkan enggak kalau plak? Keduanya itu hal yang berbeda. Kedelai termasuk kacang-kacangan yang mengandung lemak,” tegas dia.

Advertisement

Diffah menerangkan fungsi antioksidan suatu tumbuhan biasanya bisa dilihat dari bentuk daunnya. Misalnya tumbuhan dengan daun menyerupai paru-paru ampuh untuk menjaga kesehatan paru-paru. Tumbuhan dengan daun menyerupai ginjal berfungsi menjaga kesehatan ginjal. Sementara sifat antioksidan, menurut Diffah, tidak bisa berdiri sendiri. Suatu tanaman atau makanan bisa berfungsi sebagai antioksidan jika digabungkan dengan bahan lainnya sebagai pendukung.

Kendati demikian, Diffah tidak menyarankan agar penderita penyakit kronis, termasuk jantung koroner, menggunakan bahan makanan alami untuk penyembuhan sakit mereka. Menurut dia, makanan penghasil antioksidan tersebut, termasuk kedelai, hanya berfungsi sebagai pencegahan.

Itu pun harus dilakukan secara intensif dibarengi dengan pola hidup yang sehat. Selebihnya, jika seorang pasien sudah terserang penyakit, apalagi penyumbatan jantung koroner total, tidak bisa hanya mengandalkan konsumsi makanan-makanan tersebut. Harus ada tindakan medis agar bisa sembuh.

Advertisement

“Kalau menggunakan makanan-makanan sebagai antioksidan ya dalam rangka pencegahan dan dilakukan secara intensif. Kalau untuk mengobati memang harus dilakukan tindakan medis,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif