Soloraya
Jumat, 18 April 2014 - 15:16 WIB

HARI PASKAH 2014 : Ratusan Umat Katolik Jalan Salib di Gunung Gandul

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemeran Yesus, Martinus Agung Dwi Purnomo (dua kanan, jubah ungu) memanggul salib dalam perjalanan menuju Bukit Golgota pada prosesi jalan salib di Gunung Gandul, Wonogiri, Jumat (18/4/2014). (JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Solopos.com, WONOGIRI–Ratusan umat Katolik dari Soloraya berkumpul di depan pintu gerbang area hutan Pergunungan Gunung Gandul, Kelurahan Giriwono, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Jumat (18/4/2014). Jalur ke lokasi wisata alam pegunungan itu tertutup selama tiga jam.

Di tanah datar yang berada di lereng gunung ditancapkan tiga buah dinding sebagai background teatrikal penyaliban Yesus di Bukit Golgota. Semua pemain teatrikal tahun ini mengenakan pakaian Jawa. Yang lelaki mengenakan ikat kepala dan pakaian lurik sementara yang wanita mengenakan kebaya.

Advertisement

Jalur tunggal menuju puncak Gunung Gandul, Jumat sepi. Di pinggir jalan menuju puncak penyaliban Yesus diberi papan. Papan itu menunjukkan etape. Sebanyak 14 etape dilakoni oleh pemain teatrikal tersebut. Bebatuan besar dan pohon rindang menyejukkan cuaca. Setiap etape menggambarkan sebuah adegan demi adegan. Mulai dari etape persidangan yang memutuskan Yesus dihukum mati oleh Pilatus, etape kejatuhan, menghibur wanita menangis hingga penyaliban di etape terakhir.

Ratusan umat Katolik terhipnotis mengikuti setiap adegan demi adegan. Tak sedikit umat yang mengikuti menitikkan air mata saat melihat Yesus disiksa dan melihat sabetan cambuk dari pengawal. “Ayo Yesus….jalan,” teriak pengawal saat melihat langkah Yesus gontai.

Seorang anak kecil, tiba-tiba menceletuk,”jangan sadis-sadis menyiksanya.”

Advertisement

Batu besar di sepanjang jalan menuju puncak Gunung Gandul menambah keaslian alam. Narator teatrikal, Lepzia di awal prosesi mengingatkan bahwa dosa telah membuat manusia jauh dari Allah. Dosa sekadar laku yang salah bukan sekadar kelemahan mental.

Romo Heru Subiyakto menyatakan, proses jalan salib di Gunung Gandul Wonogiri sudah menjadi tradisi. “Pemilihan jalan salib di Gunung Gandul, Wonogiri agar visualisasi perjalanan Yesus lebih komplit. Umat tak sebatas merenung tetapi juga mengalami capai secara nyata.”

Menurutnya, mengalami akan memperdalam iman. “Setia mengikuti jalan salib Tuhan akan menjadikan umat Katolik tangguh dan visioner. Apalagi, salib Tuhan tertancap dalam hati seluruh kehidupan umat Katolik.”

Advertisement

Sementara itu, dua pemeran penjahat, Gerardus Abram Salaksa Binar dan Andreas Prahutomo Adi Nugroho mengaku senang bisa menjadi bagian dalam cerita disalibnya Yesus Kristus. Keduanya ditangkap dan disalib bersamaan dengan Yesus di Bukit Goglgota.

Sedangkan pemeran Yesus, Martinus Agung Dwi Purnomo mengaku belum pantas memerankan tokoh Yesus. Walau sudah dua kali, ujarnya, perilaku kesehariannya belum menunjukkan perilaku seorang tokoh yang wajib diteladani. “Karena teman-teman mempercayai lagi maka saya lebih bersemangat dalam memerankan Yesus tahun ini. Saya berusaha memberi yang terbaik,” ujar Agung, pelajar kelas XI SMAN 1 Wonogiri.

“Teatrikal jalan salib di pegunungan Gunung Gandul sudah menjadi tradisi bagi umat Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri. Tahun ini, umat yang berkumpul semakin banyak, baik dari Solo, Sukoharjo, Klaten dan sekitarnya,” ujar Lilik Dwi Sularyanto, tokoh umat Katolik yang juga pengurus YKUB (Yayasan Kerukunan Umat Beragama) Wonogiri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif