Soloraya
Selasa, 1 April 2014 - 18:59 WIB

LONGSOR WONOGIRI : Tebing Longsor, Petani Desa Keloran Merugi Rp70 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, WONOGIRI–Tebing longsor di pegunungan seribu Desa Keloran, Kecamatan Selogiri, Wonogiri mengakibatkan aneka jenis tanaman pertanian tertimbun tanah. Akibatnya sembilan petani di desa itu merugi senilai Rp70-an juta. Petani berharap, dinas terkait memberikan bantuan benih sedangkan otoritas kehutanan berempati.

Kepala Desa Keloran, Maryanto, Selasa (1/4/2014), menyatakan, tanaman pertanian yang tertimbun tanah di antaranya tanaman empon-empon seperti jahe dan kunir, juga kacang tanah dan padi. “Ada tiga titik tanaman empon-empon yang tertimbun. Setiap titik petani merugi senilai Rp15 juta sedangkan kerugian akibat tanaman kacang dan padi tertimbun tanah senilai Rp25 juta hingga Rp30 juta,” ujarnya.

Advertisement

Maryanto berharap, dinas dan pengelola kehutanan turun menengok lokasi longsor. “Kejadian longsor terjadi akhir Maret lalu. Volume tebing yang longsor lebar delapan meter, tinggu sekitar 15 meter dan panjang sekitar 1.000 meter atau satu kilometer. Lahan pertanian yang ditanami warga sebenarnya lahan milik perhutani tetapi dimanfaatkan warga sekitar untuk mata pencaharian.”

Lebih lanjut dijelaskannya, lahan tersebut dikabarkan sudah berubah status dari lahan hutan lindung menjadi hutan wisata. Namun, tegasnya, tanaman hutan tidak dilengkapi sehingga kera mulai turun gunung. “Warga khawatir kera-kera tersebut masuk ke permukiman dan menggangu warga. Kami berharap, aneka tanaman kegemaran kera ditanam di hutan tersebut.”

Camat Selogiri, Bambang Haryanto yang mengecek lokasi longsor menyatakan, harapan warga untuk mendapatkan bantuan wajar. “Usia tanaman yang tertimbun tanah menjelang panen sehingga petani sangat berharap hasil.”

Advertisement

Sementara itu, anggota DPRD asal Kismantoro, Dangi Darmanto menyatakan, bencana alam juga merusak Jembatan Gesing, Kecamatan Kismantoro. Akibatnya akses jalan antardesa antara Desa Gesing ke Desa Kismantoro terputus. “Jembatan Gesing dibuat pada 1982. Jalur tersebut merupakan jalur utama menuju Kantor Kecamatan Kismantoro. Volume jembatan yang putus memiliki panjang 18 meter dan lebar 3,5 meter.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif