Soloraya
Jumat, 28 Maret 2014 - 16:50 WIB

Tiang Listrik Ambruk, 46 Keluarga di Wonogiri Cuma Andalkan Lilin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi listrik padam (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 46 keluarga di Dusun Nglegong dan Kolotoko, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, terpaksa menggunakan lilin dan lampu sentir selama empat malam terakhir. Pasalnya, dua tiang listrik di wilayah tersebut ambruk saat terjadi hujan lebat pada Selasa (25/3/2014) dini hari.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (28/3/2014) menyebutkan hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Wonogiri selama berjam-jam. Akibatnya, dua tiang listrik di Dusun Nglegong dan Kolotoko ambruk. Alhasil, aliran listrik ke permukiman penduduk mati total. Imbasnya, puluhan warga kedua dusun tersebut terpaksa menggunakan lilin dan lampu sentir sebagai sumber penerangan setiap malam hari.

Advertisement

Kepala Dusun Nglegong, Desa Sendang, Wonogiri, Setu, mengatakan hujan lebat disertai angin kencang merubuhkan dua tiang listrik. Kejadian tersebut hampir berbarengan dengan bencana tanah longsor di Dusun Timoyo, Desa Bero, Kecamatan Manyaran, yang merenggut dua korban jiwa. “Kejadiannya kira-kira dini hari, hampir berbarengan dengan bencana tanah longsor di Dusun Timoyo, Desa Bero, Kecamatan Manyaran,” katanya kepada Solopos.com.

Menurut dia, aliran listrik ke permukiman penduduk putus total pascaambruknya tiang listrik selama empat hari. Sebagian warga di kedua dusun tersebut menggunakan lilin sebagai sumber penerangan pada malam hari. Sebagian warga lainnya menggunakan lampu sentir atau lampu teplok.

Pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) UPJ Wonogiri. Namun, hingga sekarang belum ada tindaklanjut dari instansi tersebut. “Sudah dilaporkan ke PLN Cabang Wonogiri namun belum ada tindaklanjutnya hingga sekarang,” papar dia.

Advertisement

Pihaknya meminta agar instansi terkait segera memperbaiki tiang listrik yang ambruk sehingga aliran listrik ke permukiman penduduk kembali normal. Selama ini, warga merasa terganggu kenyamanannya lantaran tak ada sumber penerangan setiap malam hari.

Sementara itu, Kepala Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Budi Hardono, menyatakan pihaknya segera meminta instansi terkait agar memperbaiki jaringan listrik di wilayah tersebut. Sebab, warga sangat membutuhkan aliran listrik sebagai sumber penerangan pada malam hari. Para siswa terpaksa menggunakan lilin saat belajar pada malam hari.

Menurut dia, permukiman pendududuk di kedua dusun tersebut berada di pegunungan. Para warga enggan pergi ke luar rumah pada malam hari lantaran aliran listrik penerangan lampu jalan umum (LPJU) mati total. “Kami mendesak agar PLN segera memperbaiki jaringan listrik. Kasihan para pelajar harus menggunakan lilin saat belajar,” pungkas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif