Soloraya
Jumat, 7 Maret 2014 - 02:30 WIB

Warga Sekolahkan Anak ke Solo, SD di Jaten Tutup

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah SD (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR–Warga Jaten, Karanganyar lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya di Kota Solo. Sekolah yang berada di kecamatan tersebut justru kekurangan siswa, beberapa sekolah pun akhirnya ditutup.

Warga RT 002/ RW 018, Ngringo, Jaten, Karanganyar, Wiwik Ernawati, mengatakan sebagian tetangganya mengirim anak-anak bersekolah di Kota Solo. Padahal, ia menerangkan beberapa SD di Jaten justru kekurangan murid. Menurut dia, hanya SD N 8 Ngringo yang menjadi incaran orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Advertisement

Namun, Wiwik terkejut ketika SD N 8 Ngringo tiba-tiba ditutup. Ia mengatakan Sekolah Dasar (SD) Negeri 8 Ngringo telah ditutup dan digantikan dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). “SD teladan kok tiba-tiba jadi SLB. Ngerti-ngerti ilang,” ujarnya ketika dijumpai Solopos.com, Rabu (5/3/2014).

Ia menjelaskan SD N 8 Ngringo mempunyai banyak peminat sehingga menyebabkan sekolah lain justru kekurangan siswa. “Dulu kebanyakan sekolah lain enggak ada murid, tapi SD 8 mesti 100 persen terus,” tambah dia.

Selain SD N 8 Ngringo, Wiwik menerangkan SD N 10 Ngringo turut ditutup dan bangunannya dirubuhkan. “SD N 10 Ngringo sekarang jadi tanah kosong. Dulu ada juga SMK Bakti Karya, tapi sekarang jadi dua rumah itu,” ujarnya sembari menunjuk bangunan di seberang jalan tempatnya berdiri.

Advertisement

Menurut penuturannya, SMK Bakti Karya merupakan milik suatu yayasan. “Tanahnya kan dipinjam yayasan. Karena enggak ada murid jadi dipakai untuk rumah tinggal terus dibongkar dan sekarang jadi perumahan,” papar dia.

Kepala Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar, Sardiman, mengatakan  Desa Ngringo mempunyai sebelas SD negeri. Ia menerangkan SLB yang berada di wilayahnya sejak awal memang berbentuk SLB. “Sedangkan SD N 10 Ngringo memang ditutup karena muridnya sedikit,” ujarnya ketika dijumpai Espos di kantornya, Kamis (6/3).

Sardiman menjelaskan banyaknya SD yang berdekatan menyebabkan SD N 10 Ngringo kekurangan murid. “Selain itu, suksesnya program pemerintah yaitu KB,” terang dia. Ia mengaku tenaga pendidik yang terbatas juga menjadi faktor pendukung. “Tenaga pendidik banyak yang pensiun. Sekarang saja, guru-guru agama banyak yang kurang,” tambahnya.

Advertisement

Sardiman mengemukakan alasan yang tidak jauh berbeda untuk SMK Bakti Karya. “Menurut informasi dari warga, peminatnya sedikit. Itu memang tanah perumnas yang dipinjamkan ke yayasan, setelah ditutup ya dikembalikan lagi ke perumnas,” paparnya.

Menurut dia, pemikiran warga yang maju lebih memilih sekolah yang favorit. Padahal, ia terus menghimbau warga untuk menyekolahkan anak-anaknya di Karanganyar. “Karena kualitasnya tidak kalah. Mulai tahun ini, ada program pendidikan gratis bagi warga Karanganyar,” ujar dia.

Sardiman menerangkan program pendidikan gratis bertujuan untuk menarik siswa sekaligus memajukan pendidikan. Ia pun bersama warga berinisiatif mengajukan pembangunan SMK negeri ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar.

“Mengajukan ke Pemkab agar dibangun SMK negeri di Kecamatan Jaten. Padahal daerah maju, tapi enggak ada SMK yang negeri,” kata dia. Namun, rencana tersebut belum resmi diajukan ke Pemkab Karanganyar dan masih menjadi wacana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif