Soloraya
Kamis, 28 November 2013 - 23:45 WIB

HIV/AIDS KARANGANYAR : Pengidap HIV/AIDS Cuek Terhadap Klinik VCT

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (ghanahealthnest.com)

Solopos.com, KARANGANYAR — Klinik voluntary concelling and testing (VCT) belum banyak dimanfaatkan para penderita HIV/AIDS di Karanganyar. Padahal klinik VCT menjadi ujung tombak penemuan kasus HIV/AIDS di masyarakat.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan satu-satunya klinik VCT di Karanganyar terdapat di RSUD Karanganyar. Selama ini, klinik VCT tersebut belum dimanfaatkan para penderita HIV/AIDS di Karanganyar.

Advertisement

“Anehnya, klinik VCT itu belum dimanfaatkan oleh penderita. Padahal penderita tak dipungut biaya dan dijaga kerahasiaannya,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (28/11/2013).

Menurutnya, sulitnya penemuan kasus HIV/AIDS lantaran kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS masih minim. Biasanya, penemuan para penderita HIV/AIDS tidak sengaja tidak sengaja mengetahui tubuh mereka telah terinfeksi. Mereka diketahui terjangkit HIV/AIDS setelah memeriksakan diri ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat.

Untuk meningkatkan kesadaran tersebut, pihaknya telah membentuk komunitas Warga Peduli AIDS (WPA) di 28 desa se-Karanganyar. Dalam waktu dekat, pihaknya akan akan menambah jumlah WPA sebanyak enam orang yang disebar di beberapa desa di Karanganyar. “Masyarakat belum peduli bahaya penyakit HIV/AIDS, petugas WPA akan ditambah untuk menemukan penderita terutama di wilayah pedalaman,” jelasnya.

Advertisement

Berdasarkan data DKK Karanganyar, jumlah kasus penderita HIV/AIDS di Karanganyar hingga Oktober mencapai 173 orang. Mayoritas penderita HIV/AIDS berjenis kelamin laki-laki sekitar 57 persen sementara sisanya kaum hawa. Sementara penularan penyakit HIV/AIDS lantaran melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau free sex.

Sementara seorang warga Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Ninik Wiryani, meminta agar kampanye penanggulangan penyakit HIV/AIDS digencarkan di sekolah-sekolah. Pasalnya, para pelajar sangar rentan tertular penyakit HIV/AIDS. Apalagi, saat ini, pergaulan anak muda harus diperhatikan orang tuanya masing-masing.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif