Soloraya
Senin, 30 September 2013 - 06:30 WIB

SAPI BERTIMBAL : Konsumen Daging Sapi Putri Cempo Bisa Alami Penuaan Dini

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TPA PUTRI CEMPO -- Aktivitas keseharian di TPA Putri Cempo, Solo. Rencana pelelangan proyek pengelolaan TPA ini harus kembali ke tahap awal akibat dokumen lelang yang dinbilai tak layak. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solopos.com, SOLO — Tim Pu­sat Pe­la­tih­an Lingkungan Hi­dup Lem­ba­ga Pe­ne­li­ti­an dan Peng­ab­di­an Ke­pa­da Ma­sya­ra­kat (PPLH LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengadakan penelitian sapi  Putri Cempo Solo. Salah satu anggota tim Pranoto menyebutkan sapi TPA itu mengandung timbal.

Dalam melakukan penelitian itu, Pranoto mengambil sampel anggota tubuh sapi berupa rambut dan kuku. Selain itu, sapi yang dijadikan sampel sering mencari makanan di area kumuh dan kawasan yang agak jauh dari kumuh kawasan TPA Putri Cempo.

Advertisement

“Ambang batas yang diperbolehkan untuk kandungan timbal yakni 0,001 ppm/ 1.000 gram/liter. Nah, sapi yang di sana (TPA Putri Cempo) kandungan timbalnya mencapai 0,046 ppm. Hasil itu kan di luar batas normal,” jelas dia, Minggu (29/9/2103).

Dampak negatif bagi orang yang mengomsumsi daging sapi dari TPA Putri Cempo yakni cepat pusing, penuaan dini, kanker, penurunan daya tahan tubuh. Dia menerangkan, sebenarnya kandungan timbal bisa ditangkis atau dinetralisasi dengan adanya asam amino gugus sulfhidril (SH) dalam tubuh manusia.

Dosen kimia Fakultas MIPA UNS ini mengacungi jempol dengan kondisi kesehatan sapi yang digembalakan di TPA Putri Cempo. Sebab, sapi itu bisa jalan dan berlarian mencari makan sendiri. Hanya saja, pihaknya menyayangkan perilaku warga di area TPA Putri Cempo yang menjual bebas sapi itu ke pasaran.

Advertisement

“Penelitian ini bukan memojokkan sapi milik warga setempat. Kami berusaha memaparkan kandungan timbal dalam sapi itu, biar masyarakat mengetahui,” jelasnya.

Warga Jatirejo, Mojosongo, Andri Priyanto, menyatakan sapi dari petani yang mencari makan di TPA Putri Cempo jumlahnya sudah berkurang.

“Walau pun ada tumpukan sampah organik dan anorganik, namun sapi itu bisa memilah dan memilih sendiri makanan yang layak konsumsi atau tidak. Jika tertelan makanan anorganik, malamnya sapi itu mengeluarkan makanan itu, saat gayemi,” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo, Weni Ekayanti, mengatakan perlu mengecek penelitian tersebut. “Siapa yang mengutarakan, penelitian itu tahun berapa, solusi yang diberikan apa. Biar data jelas besok bisa ke kantor,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif