Soloraya
Rabu, 18 September 2013 - 07:45 WIB

PEMBANGUNAN PERUMAHAN : Sawah Teruruk Material, Petani Mengeluh

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang petani Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar menyingkirkan batu dari saluran irigasi setempat, Selasa (17/9/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)


Salah seorang petani Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar menyingkirkan batu dari saluran irigasi setempat, Selasa (17/9/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah petani yang sawahnya berada di dekat salah satu perumahan di Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar mengeluh. Karena sawah dan saluran irigasi mereka teruruk material atau limbah pembangunan sebuah perumahan berupa batu dan pasir.

Advertisement

“Sawah saya bagian tepi yang ada di tepi jalan, teruruk pasir dan batu dari perumahan itu sehingga tidak bisa ditanami. Luasnya cukup lumayan karena meski lebarnya hanya kira-kira satu meter tapi memanjang sampai kira-kira 200 meter. Belum lagi saluran air di sepanjang jalan menuju kompleks perumahan itu tadinya juga teruruk pasir dan batu zehingga air tidak bisa mengalir,” ujar salah seorang warga Klodaran, Warsono, 57, ketika ditemui Solopos.com, Selasa (17/9/2013).

Menurut dia akibat teruruk limbah itu sebagian tanah di sawahnya tak bisa ditanami. Karena itu dia berharap pihak perumahan segera membersihkan batu dan pasir yang menimbun sawah dan saluran irigasi tersebut. Dia mengungkapkan beberapa waktu lalu telah menyampaikan keluhan itu kepada Kepala Desa (Kades) Klodran, Warsito. Namun kendati Kades dinilai telah menyampikan persoalan ini ke pihak pengembang, hingga kemarin belum ada tindakan nyata pembersihan limbah itu.

Terpisah, petani setempat lainnya, Ito, 47, mengatakan pihakya bersama beberapa petani lainnya terpaksa membersihkan saluran irigasi dari limbah yang menutup saluran itu secara gotong royong. Sebab keberadaan batu dan pasir pada saluran irigasi tersebut dinilai mengganggu kelancaran arus air.

Advertisement

“Air yang dibutuhkan petani untuk mengairi sawahnya kan melalui saluran irigasi tersebut. Karena itu kami beberapa hari lalu melakukan gotong royong membersihakan saluran irigasi ini,” papar Ito.

Dia berharap pascapembersihan saluran irigasi, air bisa mengalir dengan lancar. Sebab pada musim tanam II ini para petani dinilai banyak membutuhkan air untuk mengairi tanaman mereka.

Sementara berdasar pantauan di lokasi, batu dan pasir hasil pengerukan dari saluran irigasi masih menumpuk di dekat saluran. Dikhawatirkan jika tak segera disingkirkan akan longsor kembali ke saluran tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif