Soloraya
Senin, 2 September 2013 - 13:55 WIB

KEMARAU PANJANG : 5 Kecamatan di Karanganyar Rawan Kekeringan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Debit air pada Bendung Bandung di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar berkurang, sehingga air tak mengalir. Foto diambil Sabtu (31/8/2013). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Debit air pada Bendung Bandung di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar berkurang, sehingga air tak mengalir. Foto diambil Sabtu (31/8/2013). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Solopos.com, KARANGANYAR – Sebanyak lima kecamatan di Karanganyar yakni, Jatiyoso, Jatipuro, Jumantono dan Jumapolo ditambah Gondangrejo dinilai rawan kekeringan. Karena itu warga di lima kecamatan itu terutama para petani diimbau memperhatikan pola tanam.
Advertisement

“Ada beberapa daerah di Karanganyar yang sawahnya tadah hujan sehingga ketika kemarau kekurangan air. Tapi Pemkab Karanganyar sudah mengantisipasi. Daerah-daerah yang pada kemarau tak bisa ditanami kami sosialisasikan agar menanam palawija,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Kehutanan Karanganyar, Siti Maisyaroch.

Menurut dia jika para petani mau mengikuti pola tanam yang dianjurkan dalam satu tahun yakni menanam padi, padi dan palawija dia optimistis hingga akhir kemarau tanaman para petani akan selamat dan bisa mengenyan hasil panen. Sebaliknya, papar dia, kalau para petani pada musim tanam ketiga nekat menanam padi, bukan palawija seperti yang dianjurkan pasti akan kekurangan air.

Namun, ujar dia, kalau ada petani yang nekat menanam padi dan rugi, pihaknya akan mengecek ke lapangan. Bagi para petani yang mengalami puso pihaknya akan mengajukan bantuan kepada pihak terkait. “Tetapi ini melalui tahapa yang panjang. Jadi saya berharap pada masyarakat, melaui kabar ini jangan nekat menanam padi kalau tak ada air.”

Advertisement

Siti mejelaskan berdasar data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterimanya, musim kemarau tahun ini cukup panjang. Kendati demikian pihaknya mengaku telah megantisipasi hal-hal yang mungkin bisa merugikan petani. Dia mencontohkan untuk daerah yang masih ada sumber air pihaknya akan memberi bantuan pompanisasi. Dengan demikian para petani diharapkan bisa mengambil air dari dalam tanah.

Karena itu masyarakat yang mebutuhkan dipersilakan membuat proposal agar nanti ditinjau tim survei dan ditindaklanjuti. Tahun ini pihaknya sudah mengalokasikan 15 pompa. Pompa bantuan itu, kata dia, diserakan ke kelompok tani untuk mengairi sawah satu kelompok, bukan perorangan. “Nanti ketuanya siapa, kelembagaannya bagaiman dan kalau sudah mantap baru kami beri bantuan dengan disurvei dan digambar lebih dulu,” ungkap Siti.

Semetara itu salah seorang petani asal Gedongan, Kecamatan Colomadu, Sawaldi, 58, mengatakan sejumlah petani di wilayahnya butuh pompa air. Karena setelah saluran air di Jalan Adi Soemarmo diperbaiki dinilai justru menyulitkan irigasi karena terlalu dalam.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif